SOLOPOS.COM - Taman Balekambang. (Solopos/dok)

Solopos.com, SOLO — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelontor anggaran senilai Rp6,7 miliar guna penataan dua objek wisata yakni TSTJ dan Taman Balekambang, Solo.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Solo, Hasta Gunawan, mengatakan saat ini tengah mengebut penataan kedua objek wisata itu lantaran harus rampung dalam tempo kurang dari tiga bulan sampai akhir tahun ini.

Promosi Meraih Keberkahan Bulan Syawal, Pegadaian Ajak Masyarakat Umrah Akbar Bersama

Ia menyebut anggaran itu sebagai dukungan untuk membangkitkan kunjungan wisata. Penataan Taman Balekambang fokus pada jalan masuk, sedangkan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) menyasar lansekap dan gapura.

Nyalon Wakil Bupati Klaten Lewat Partai Lain, Harjanta Dipecat dari Keanggotaan PDIP

“Kami harus kerja cepat agar proyek pengembangan kawasan wisata dapat selesai akhir tahun ini,” katanya mengenai penataan TSTJ dan Balekambang Solo itu melalui layanan perpesanan Whatsapp, Rabu (21/10/2020).

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Solo, Indah Sitaresmi Suryandari, mengatakan desain penataan jalan masuk Taman Balekambang bakal dibuat koridor dua lajur.

Satu lajur untuk pejalan kaki dan satunya untuk kendaraan bermotor untuk mengarahkan ke ruang parkir dalam taman.

Perkembangan Covid-19 Solo: Muncul 8 Kasus Baru, Meninggal Tambah 1 Orang

Vegetasi

Nantinya, kendaraan roda empat kecil boleh mendekati pintu masuk taman peninggalan Mangkunegoro VII itu. DPUPR akan meminimalkan kerusakan vegetasi karena sepanjang jalan tersebut banyak pohon.

“Sebisa mungkin tidak merusak vegetasi yang ada. Untuk tahap ini kami membuat jalur satu dulu, karena proses tanah pada bagian utara belum selesai. Rencananya jalan akan kami lebarkan memotong empat meter. Konsepnya kami bikin satu sisi selatan dulu,” jelas Sita.

Seperti halnya Taman Balekambang, penataan TSTJ Solo menggunakan dana dari Kemenparekraf juga untuk menata lansekap.

Gara-Gara Kebiasaan Taruh Kunci Sembarangan, Gadis Sragen Kehilangan Motor di Indekos Solo

Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah (Perusda) TSTJ Solo, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santosa, menyebut harus segera menyiapkan desain lansekap mengingat waktu pengerjaan yang mepet.

Rencananya, perbaikan akan menyasar penataan gapura agar lebih ikonik dan pengaspalan halaman. “Halaman depan mau kami aspal. Desain sudah kami susun, termasuk mengukur luasan. Teknisnya seperti apa tim kami komunikasi dengan DPUPR. Ini kan Desember harus selesai,” jelas Bimo.

Momentum Yang Baik

Terpisah, Wakil Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Jawa Tengah, Daryono, menyebut penataan tersebut merupakan momentum yang baik mengingat banyak objek wisata yang tidak bisa bertahan.

Anggota DPR Dari Jateng Ini Khawatir Pembelajaran Daring Bikin Kualitas Generasi Muda Turun

“Kami berharap penataan bisa selesai pada waktunya dan sesuai dengan rencana. Terlebih, dua objek wisata itu termasuk jadi daya tarik Solo. Momentum pandemi bisa untuk menata keseluruhan, sehingga saat kondisi normal lagi, objek wisata itu sudah siap menerima pengunjung,” ucapnya.

Ia berharap penataan Balekambang dan TSTJ Solo memiliki program sehingga terjadi keberlanjutan. Bantuan bisa sebagai pengembangan sebuah program, bukan proyek.

“Jadi ke depan program ini bisa berlanjut, enggak hanya menunggu anggaran dari pemerintah, tapi juga bisa dari CSR [corporate social responsibility] perusahaan. Karena daya tarik wisata itu terus berkembang dan harapannya memberi dampak luas,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya