SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati (kiri) menyerahkan penghargaan Satya Lancana Karya Satya 30 tahun kepada Ririn Pujiastuti, guru di SMPN 1 Sambirejo, di halaman Pendapa Rumdin Bupati Sragen, Senin (17/8/2020). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Sebanyak 22 aparatur sipil negara (ASN) mendapatkan penghargaan Satya Lancana Karya Satya dari Presiden RI pada momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-75 RI, Senin (17/8/2020).

Penghargaan Satya Lancana Karya Satya diberikan kepada 18 ASN dengan masa kerja 30 tahun. Kemudian dua ASN dengan masa bakti 20 tahun, dan dua ASN dengan masa kerja 10 tahun.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dari 18 orang penerima penghargaan Satya Lancana 30 tahun itu, 14 orang di antaranya merupakan pegawai negeri sipil (PNS) guru untuk tingkat SD dan SMP dan empat orang lainnya merupakan ASN di lingkungan dinas.

Ingin Punya Uang Nominal Rp75.000? Daftar Online Dulu Ya

Ekspedisi Mudik 2024

Penghargaan itu diserahkan kepada tiga orang perwakilan secara simbolis oleh Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat resepsi HUT Kemerdekaan, Senin siang.

Dalam resepsi yang dihadiri pimpinan daerah dan para pejabat eselon II itu juga dilakukan pemotongan tumpeng nasi kuning. Tumpeng dipotong Bupati dan diserahkan kepada Ketua DPRD Sragen Suparno.

Resepsi itu diadakan setelah mengikuti detik-detik proklamasi secara virtual dari Istana Presiden. Bupati dan para pejabat mengenakan pakaian adat Jawa, yakni kebaya dan beskapan lengkap.

“Pemakaian pakaian adat itu tidak ada instruksi tetapi karena sudah ada kesepakatan antarpimpinan daerah dan pimpinan organisasi perangkat daerah. Tahun ini berbeda dengan tahun kemarin yang diwarnai dengan keramaian. Sekarang hanya cukup renungan suci semalam dan sekarang ikut upacara virtual. Kemudian ada pemberian penghargaan kepada ASN yang berprestasi,” ujar Yuni, sapaan akrabnya, saat ditemui wartawan di sela-sela resepsi.

10 Berita Terpopuler: Bapak di Sukoharjo Meninggal, 5 Anggota Keluarga Positif Covid-19

Salah satu penerima penghargaan Satya Lancana itu Ririn Pujiastuti, seorang guru SMPN 1 Sambirejo, yang sudah mengabdi selama 30 tahun. Ririn awalnya menjadi PNS sejak 1988 di SMPN 1 Kajen, Pekalongan.

Membutuhkan Pembinaan Karakter

Kemudian mulai Januari 1990, Ririn pindah tugas ke Sragen, yakni di SMPN 1 Sambirejo sampai sekarang. Ririn mengajar di daerah perbatasan Sragen-Karanganyar.

“Anak di perbatasan membutuhkan pembinaan karakter yang lebih karena perhatian orang tua itu kurang. Biasanya mereka ikut simbahnya. Karena kurangnya perhatian orang tua kadang-kadang agak membandel dan masalah pergaulan mereka terlalu merdeka sehingga kurang terpantau,” ujar Ririn saat berbincang dengan Solopos.com, Senin.

Tirakatan Virtual Nasional: Bupati Yuli & Gubernur Ganjar Ungkap Cara Sikapi Pandemi Covid-19

Ririn sebagai generasi guru yang sudah tua harus menyesuaikan model pembelajaran daring di era pandemi Covid-19.

Dia menyampaikan awalnya ada kebijakan lewat Whatsapp dan sejak sepekan terakhir menggunakan Google Classroom.

“Kendalanya persoalan sinyal dari para siswa. Kami di sekolah memfasilitasi mereka supaya datang ke sekolah untuk ikut daring di laboratorium komputer. Daring itu menjadi cara bagi guru dalam konteks merdeka belajar. Dalam konteks merdeka belajar itu, guru diberi kebebasan untuk menggunakan teknik atau cara untuk mengajar kepada siswanya. Selainnya juga memberi muatan skill life, tidak sekadar knowledge saja,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya