SOLOPOS.COM - Sejumlah orang dari ormas di Semarang tengah berdialog dengan panitia pameran lukisan Wiji Thukul di kantor lama LBH Semarang, beberapa waktu lalu. Mereka meminta pameran itu dibatalkan. (Istimewa)

Pameran tunggal lukisan Wiji Thukul di Semarang berjalan sukses meski sempat diganggu sejumlah pemuda dari beberapa organisasi masyarakat (Ormas).

Semarangpos.com, SEMARANG – Panitia penyelenggara pameran tunggal lukisan Wiji Thukul mengklaim acara yang digelar di kantor lama LBH Semarang, Jl. Parangkembang, Tlogosari, Pedurungan, Semarang itu berjalan sukses. Meski pun, pameran yang digelar selama tiga hari, mulai Rabu-Sabtu (3-6/5/2017) itu sempat diganggu oleh massa dari berbagai organisasi masyarakat (Ormas), seperti Forum Umat Islam Semarang (FUIS).

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Penggagas acara dari Komunitas Pengiat Sejarah Semarang, Yunantyo Adi, menuturkan semula pameran tunggal lukisan Wiji Thukul itu akan digeber di Gedung Sarekat Islam (SI) Sarirejo mulai Senin (1/5/2017). Namun, rencana itu gagal setelah kelompok pemuda yang turut mengajak ormas lain, seperti Gerakan Pemuda Kabah (GPK) Yogyakarta, Kelompok Kepemudaan Muhammadiyah, dan Front Pembela Islam (FPI) itu mengancam pemilik sekaligus hak waris Gedung SI untuk tidak memberikan izin penyelenggaraan acara.

“Pemilik sekaligus hak waris Sarekat Islam akhirnya keberatan gedungnya dipakai tempat pameran. Kami akhirnya pindah lokasi ke kantor lama LBH di Tlogosari,” ujar Yunantyo kepada Semarangpos.com, Minggu (7/5/2017).

Yunantyo menyebutkan kelompok pemuda menentang pameran lukisan Wiji Thukul itu karena kegiatan itu dianggap mengandung unsur radikal dan berpotensi membangkitkan komunisme.

Padahal apa yang dituduhkan itu salah. Pameran itu, lanjut Yunantyo, sekadar untuk mengenang sepak terjang Wiji sebagai aktivis yang mengkritik rezim Orde Baru. Wiji dikenang karena karya-karya puisinya yang sarat sindirian dan kritik keras terhadap cukong yang menindas rakyat jelata.

“Pada acara itu kami juga membacakan puisi Wiji Thukul yang sarat makna perlawanan terhadap rezim Orba. Tidak ada sangkut pautnya dengan gerakan apa pun. Justru FUIS yang menyebar fitnah ke kami,” beber Yunantyo.

Ia mengecam ulah segelintir gerombolan pemuda tersebut. Terlebih lagi, Yunantyo menyatakan bahwa massa itu sempat mengirim Panglima FPI Jateng Ahmad Rofii untuk mengintervensi panitia acara.

Salah satu pengacara di LBH Semarang, Ety Oktaviani, menyebutkan intervensi dari beberapa ormas itu memang sempat terjadi sebelum dan saat pembukaan pameran lukisan Wiji Thukul. Meski demikian, ancaman itu tak mengendurkan semangat panitia untuk menggelar kegiatan itu.

“Untungnya enggak masalah. Acara tetap berjalan lancar,” ujar Ety dalam pesan singkat kepada Semarangpos.com.

Pada acara itu juga dibacakan puisi-puisi karya Wiji Thukul oleh para penyair lokal, seperti Djawahir Muhammad, Evita Erasari, Nurin Dewi Arifia, Kelana, Dwi Ana Risabela, Setara Merdeka, Swarnabaya, dan Aulia Muhammad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya