SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

SRAGEN – Ironis! Sapi-sapi yang dikembangbiakkan di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Aneka Usaha Ternak, Dukuh Klero, Dawung, Sambirejo, Sragen kondisinya memprihatinkan. 138 ekor sapi yang ada di tempat itu kurus dan bahkan ada yang sakit. Padahal lembaga itu seharusnya berperan sebagai pusat penggemukan dan pembibitan sapi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala UPTD Aneka Usaha Ternak, Joko Isgianto, menjelaskan kondisi sapi di tempat pembibitan dan pusat penggemukan sapi milik pemerintah Kabupaten Sragen itu kurus dan sakit. Hal itu terjadi selama beberapa tahun. Dia mengaku terkendala alokasi dana yang disediakan belum memadai. Dari alokasi dana seharusnya Rp7.000 per ekor hanya mampu dipenuhi Rp3.000 per ekor. Hal itu makin membuat kondisi sapi memprihatinkan. Dia mengibaratkan kondisi UPTD Aneka Usaha Ternak hidup segan, mati pun tak mau. Tak hanya kondisi sapi kurang memenuhi syarat, proses penjualan pun berbelit-belit.

Ekspedisi Mudik 2024

“Rata-rata usia sapi lebih dari tujuh tahun. Sapi itu sudah tidak produktif dan seharusnya dijual untuk membeli bibit baru yang lebih sehat. Namun kami terbentur anggaran untuk perawatan. Maka yang terjadi, kondisi sapi tak layak jual karena makin hari makin kurus. Kami tidak bisa memberikan pemasukan kepada daerah malah terus merugi,” tutur dia.

Padahal UPTD Aneka Usaha Ternak telah berdiri sejak 2007. Pada awal pendirian, UPTD digadang-gadang menjadi pusat pembibitan dan pengembangan usaha ternak sapi. Justru kondisi hewan ternak memprihatinkan dan tidak menghasilkan pendapatan bagi daerah. Mereka malah terus menerus menyerap anggaran dari pemerintah.

Ditemui di sela-sela meninjau pengelolaan sapi dan pengembangan usaha pupuk organik di Gondang, Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, mengakui program pemerintah di UPTD Aneka Usaha Ternak itu gagal. “Kami akui apa yang terjadi di UPTD Aneka Usaha Ternak menjadi percontohan tetapi dalam hal buruk. Kalau ternak tidak dikelola maka hasilnya seperti itu. Kami akan menjual seluruh sapi dan membeli bibit bagus. Tahun ini akan kami lelang. Tahun depan bisa mulai mengembangbiakkan bibit baru. Ini bukan persoalan untung dan rugi tapi penyadaran birokrat. Apa yang dilakukan sebelum ini salah,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya