SOLOPOS.COM - Hadi Supono dan Marsih sedang menggedong Difsa Saputri yang mengalami kelainan di kaki bagian kiri, Jumat (5/1/2018). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Bayu Difsa kini tengah menjalani pengobatan.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Penyakit Difsa Saputri yang dialami sejak lahir telah diketahui oleh Pemerintah Desa Semanu Kecamatan Semanu, Gunungkidul. Dikarenakan masuk sebagai keluarga kurang mampu, Pemdes pun membantu memfasilitasi menguruskan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dilaksanakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Desa Semanu Andang Yunanto mengatakan keluarga Hadi Supono termasuk keluarga yang kurang mampu sehingga mendapatkan bantuan yang berupa Kartu Indonesia Sehat (KIS). Kendati demikian, pelayanan kesehatan ini belum bisa digunakan oleh Difsa karena yang bersangkutan belum tercantum dalam daftar penerima.

“Difsa masuk sebagai warga tercecer karena baru lahir dan belum sempat dimasukkan ke daftar penerima KIS,” kata Andang, Jumat (5/1/2018).

Menurut dia, pelayanan KIS baru dirasakan oleh Marsih (ibu Difsa). Sedang untuk perawatan, lanjut Andang, Pemdes telah membantu agar Difsa mendapatkan bantuan dan Bapel Jamkesos. “Setelah diurus ternyata dapat sehingga selama perawatan di Sardjito biayanya ditanggung oleh Pemerintah DIY,” ungkapnya.

Meski telah mendapatkan bantuan dari Bapel Jamkesos DIY, kata Andang, pemdes masih terus memantau kondisi Difsa yang sedang menjalani rawat jalan. Salah satunya membantu dalam upaya menyediakan transportasi saat periksa ke Sardjito. “Seharusnya masih dirawat di rumah sakit. Namun karena kekurangan biaya maka Difsa hanya menjalani rawat jalan,” katanya lagi.

Sebelumnya, Difsa Saputri, balita asal Dusun Bendorejo, RT06/RW15 kelahiran 8 Desember 2017 mengalami kelainan dengan kondisi kaki kiri membengkak dan membiru. Hingga sekarang, belum diketahui penyakit yang diderita anak kelima pasangan Hadi Supono dan Marsih ini.

Dia pun harus menjalani rawat jalan dan memeriksakan diri ke RSUP Sardjito setiap dua minggu sekali. Ayah Difsa, Hadi Supono mengatakan, kelainan yang dialami anaknya ini sudah diketahui sejak dalam kandungan, tepatnya saat memasuki usia delapan bulan. Saat di USG, lanjut dia, bidan yang memeriksa memberi tahu jika ada kelainan di kaki bagian kiri.

“Setelah lahir 28 hari lalu, Difsa langsung dirujuk ke Sardjito untuk mendapatkan perawatan lanjutan,” kata Hadi saat ditemui di rumahnya, Jumat (5/1/2018).

Selama 13 hari menjalani perawatan di Sardjito, Difsa telah diperiksa dengan ronsen sebanyak tiga kali. Namun dari hasil pemeriksaan itu, belum diketahui pasti penyakit yang diderita. “Kalau dari diagnosa awal diduga penyakit kaki gajah, namun dalam pemeriksaan oleh dokter yang diderita Difsa belum diketahui pasti,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya