Om Ano Bhadrah Kratawo Yantu Wiswatah
Om Swastyastu
Dharma secara umum difinisikan sebagai kebajikan atau kewajiban. Dharma merupakan prinsip-prinsip dari kebajikan, dan kesatuan. Bhisma berkata kepada Yudhistira, bahwa apapun yang menimbulkan pertentangan adalah adharma.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Adharma merupakan kebalikan dari Dharma, dan apapun yang menyudahi pertentangan dan membawa pada kesatuan dan keselarasan adalah Dharma. Apapun yang membantu untuk menyatukan segalanya dan mengembangkan cinta kasih Tuhan dan persaudaraan universal, adalah Dharma. Apapun yang menimbulkan berbagai perselisihan, keretakan dan ketidak selarasan serta menimbulkan kebencian atau permusuhan adalah perilaku yang tidak baik atau Adharma.
Dharma merupakan pengikat dan penghidup kehidupan masyarakat. Dharma telah meletakan aturan-aturan guna mengatur kehidupan manusia. Dharma memberikan akibat kebahagiaan baik di dunia maupun di alam baka. Dharma merupakan cara pemeliharaan diri seseorang. Dharma jika diamalkan dengan baik dalam kehidupan maka kebahagiaan pasti akan tercapai, namun jika dharma dilanggar, niscaya penderitaan tidak bisa dielakkan oleh siapaun. Dharma sebagai pelindung, petunjuk dan sebagai kawan yang setia mengantarkan menuju dunia sunya.
Seseorang yang meningkat dari berbagai segi diakibatkan oleh Dharmanya sendiri, bukan oleh ketidakbenaran. Dharma menuntun manusia menuju jalan kesempurnaan dan kemuliaan. Dharmalah yang menolong untuk memiliki penyatuan langsung dengan Tuhan. Dharmalah yang membuat manusia memiliki sifat –sifat ke- Dewata-an.
Dharma merupakan tangga menuju Tuhan. Realisasi diri adalah dharma yang tertinggi. Dharma merupakan jantung etika (susila) Hindu. Tuhan merupakan inti dan pengendali dari Dharma.
Para filosuf seperti Plato, Socrates, Aristotle, Kant, Swedenborg dan Spinoza menempatkan Dharma sebagai tumpuan moralitas, kewajiban dan kebajikan serta mengagungkan sebagai satu-satunya cara untuk pencapain tujuan hidup.
Manfaat pelaksanaan Dharma
Catur Purusaharta merupakan tujuan hidup manusia yang utama yakni Dharma, Artha, Kama dan Moksa, dharma merupakan menduduki tempat yang terpenting dalam kitab Suci Weda. Karena Dharma sendiri merupakan pintu gerbang menuju moksa, menuju kekekalan, kebahagiaan tak terbatas.
Dengan melaksanakan Dharma, seseorang akan mencapai puncak kemuliaan dari semua usaha umat manusia yaitu moksa yang merupakan terbaik dan tertinggi dari semua hal yang diidamkannya. Mari kita bersama-sama melaksanakan kewajiban kita dengan penuh tanggung jawab dan dipertanggung jawabkan kehadapan Tuhan. Jika kita secara sungguh-sungguh melaksakan berbagai kewajiban, maka kesempurnaan hidup yang tertinggi akan dapat kita raih dengan sempurna. Hindu menjamin setiap individu akan mecapai moksa, jika setiap individu itu melaksanakan kewajiban tertinggi dengan sempurna. Sebagai hukum sebab akibat, setiap perbuatan akan mendatangkan pahala sesuai dengan yang kita lakukan. Semakin banyak kita menabur biji-biji Dharma, maka kita akan kewalahan memanen yang kita tabur tersebut. Ibarat seorang petani jika dia rajin menanam berbagai tanaman serta memeliharanya dengan kasih sayang, maka seorang petani akan disibukkan oleh hasil panennya. Dalam keadaan demikian, jelas kebahagiaan
selalu menyelimuti petani tersebut. Itulah Dharmanya seorang petani, demikian juga dengan profesi yang lain jika kita laksanakan dengan kesungguhan hati, pikiran yang suci dan pekerjaan yang tulus, maka seseorang akan menjadi terkenal dengan profesinya masing-masing. Mereka akan mengalami kedamian , kebahagiaan, kekuatan dan ketenangan di dalam dirinya.
Berbicara masalah Dharma ada bermacam-macam jenis dharma yaitu, Sanatana Dharma (hukum abadi), Samanya Dharma (kewajiban umum), Wesesa Dharma (kewajiban khusus), Warnasrama Dharma ( kewajiban dan tata tertib dari golongan masyarakat), Swadharma (kewajiban sendiri), Yuga Dharma (kewajiban pada masa tertentu), Kuludharma (kewajiban keluarga), Manawa Dharma (kewajiban manusia), Purusa Dharma (kewajiban laki-laki), Stri Dharma (kewajiban wanita), Raja Dharma (kewajiban raja), Praja Dharma (kewajiban pokok), Prawrtti Dharma (kewajiban dalam kehidupan duniawi), dan Niwrtti Dharma (kewajiban dalam kehidupan spiritual). Sesuai dengan bidangnya masing-masing yang sudah ditentukan, mari kita laksanakan sebagai pegangan dalam menjalankan kehidupan yang lebih sempurna , sesuai dengan tujuan kehidupan.
Kebenaran harus dicari dalam pikiran, dalam perkataan dan dalam perbuatan, bila kita menegakkan kebenaran, semua kebajikan lain akan melekat dengan sendirinya. Dalam Upanisad dinyatakan, Sang Guru berbicara kepada muridnya, “Satayam Wada” berkatalah yang benar sehingga dunia dapat berendam dengan dharma dan kebenarannya.
Om Santi-Santi-Santi Om.