SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Om Ano Bhadrah Kratawo Yantu Wiswatah
Om Swastyastu

Dharma secara umum  difinisikan sebagai kebajikan atau kewajiban. Dharma  merupakan prinsip-prinsip dari kebajikan, dan kesatuan. Bhisma  berkata  kepada  Yudhistira, bahwa  apapun yang   menimbulkan pertentangan adalah adharma.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Adharma  merupakan kebalikan dari  Dharma,  dan apapun yang  menyudahi pertentangan dan  membawa  pada  kesatuan dan  keselarasan adalah  Dharma. Apapun yang membantu untuk  menyatukan segalanya  dan  mengembangkan  cinta  kasih Tuhan dan persaudaraan universal, adalah Dharma. Apapun yang  menimbulkan  berbagai perselisihan,  keretakan dan  ketidak selarasan serta menimbulkan kebencian atau permusuhan adalah  perilaku yang tidak baik atau Adharma.

Ekspedisi Mudik 2024

Dharma  merupakan  pengikat dan penghidup kehidupan  masyarakat. Dharma telah  meletakan aturan-aturan guna  mengatur kehidupan manusia. Dharma memberikan akibat kebahagiaan baik di dunia maupun di alam  baka. Dharma  merupakan cara  pemeliharaan diri seseorang. Dharma jika diamalkan dengan baik dalam kehidupan maka  kebahagiaan pasti akan tercapai, namun jika dharma dilanggar, niscaya  penderitaan tidak bisa dielakkan oleh siapaun. Dharma  sebagai pelindung, petunjuk dan sebagai kawan yang setia mengantarkan menuju dunia sunya.

Seseorang yang meningkat dari  berbagai  segi diakibatkan oleh Dharmanya sendiri, bukan oleh ketidakbenaran. Dharma menuntun  manusia menuju jalan kesempurnaan dan  kemuliaan. Dharmalah yang  menolong untuk  memiliki penyatuan langsung dengan Tuhan. Dharmalah yang  membuat  manusia  memiliki sifat –sifat  ke- Dewata-an.

Dharma  merupakan tangga  menuju Tuhan. Realisasi diri adalah dharma yang  tertinggi. Dharma merupakan jantung etika (susila) Hindu. Tuhan  merupakan inti dan  pengendali  dari Dharma.

Para filosuf seperti Plato, Socrates, Aristotle, Kant, Swedenborg dan Spinoza menempatkan Dharma sebagai tumpuan moralitas, kewajiban dan  kebajikan serta  mengagungkan  sebagai satu-satunya cara untuk pencapain tujuan hidup.

Manfaat pelaksanaan Dharma
Catur Purusaharta merupakan tujuan hidup manusia yang utama  yakni Dharma, Artha, Kama dan Moksa, dharma merupakan  menduduki tempat yang terpenting dalam kitab  Suci Weda. Karena Dharma sendiri  merupakan pintu gerbang menuju  moksa, menuju  kekekalan, kebahagiaan tak terbatas.

Dengan melaksanakan Dharma,  seseorang akan  mencapai  puncak kemuliaan dari semua usaha umat manusia yaitu moksa yang  merupakan terbaik dan tertinggi dari semua hal yang diidamkannya. Mari kita bersama-sama  melaksanakan kewajiban kita dengan penuh tanggung jawab dan dipertanggung jawabkan kehadapan Tuhan. Jika kita  secara sungguh-sungguh  melaksakan berbagai  kewajiban, maka  kesempurnaan hidup yang  tertinggi akan  dapat  kita  raih  dengan  sempurna. Hindu  menjamin setiap individu akan  mecapai  moksa, jika setiap  individu itu melaksanakan kewajiban  tertinggi  dengan  sempurna.     Sebagai  hukum  sebab akibat, setiap  perbuatan akan  mendatangkan pahala sesuai  dengan yang  kita lakukan. Semakin  banyak  kita  menabur biji-biji Dharma, maka kita  akan kewalahan memanen yang kita  tabur tersebut. Ibarat seorang  petani jika dia  rajin menanam berbagai  tanaman serta  memeliharanya  dengan kasih sayang, maka seorang petani akan disibukkan oleh hasil panennya.     Dalam  keadaan  demikian, jelas kebahagiaan
selalu  menyelimuti petani tersebut. Itulah  Dharmanya seorang  petani, demikian juga  dengan profesi yang lain jika kita laksanakan dengan kesungguhan hati, pikiran yang suci  dan pekerjaan yang tulus, maka seseorang akan menjadi  terkenal dengan profesinya masing-masing. Mereka  akan  mengalami kedamian , kebahagiaan,  kekuatan dan  ketenangan di dalam dirinya.

Berbicara masalah  Dharma ada  bermacam-macam jenis  dharma  yaitu, Sanatana Dharma (hukum abadi), Samanya Dharma (kewajiban umum), Wesesa Dharma (kewajiban khusus), Warnasrama Dharma  ( kewajiban dan tata tertib dari  golongan masyarakat), Swadharma (kewajiban sendiri), Yuga  Dharma (kewajiban  pada masa tertentu), Kuludharma (kewajiban  keluarga), Manawa Dharma (kewajiban manusia), Purusa Dharma (kewajiban laki-laki), Stri Dharma (kewajiban wanita), Raja Dharma (kewajiban raja), Praja Dharma (kewajiban pokok), Prawrtti Dharma (kewajiban dalam kehidupan duniawi), dan Niwrtti Dharma (kewajiban dalam  kehidupan spiritual). Sesuai dengan bidangnya  masing-masing yang sudah ditentukan, mari kita  laksanakan sebagai pegangan dalam menjalankan kehidupan yang  lebih  sempurna , sesuai  dengan tujuan kehidupan.

Kebenaran harus dicari dalam pikiran, dalam perkataan dan dalam perbuatan, bila  kita  menegakkan  kebenaran,  semua  kebajikan lain akan  melekat dengan  sendirinya. Dalam Upanisad dinyatakan, Sang Guru berbicara kepada muridnya, “Satayam Wada”  berkatalah  yang benar sehingga dunia dapat berendam dengan  dharma dan kebenarannya.

Om Santi-Santi-Santi Om.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya