SOLOPOS.COM - Talkshow Dies Natalis ke-45 UNS Solo, Kamis (11/3/2021) malam. (Tangkapan layar)

Solopos.com, SOLO -- Dies natalis ke-45 Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo pada 2021 merupakan momen penting bagi civitas academica. Karena sejak 2020 status kelembagaan UNS telah berubah dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Badan Layanan Umum (BLU) menjadi PTN Berbadan Hukum (PTNBH). Perubahan ini mengubah orientasi kampus untuk lebih berkualitas dan mendunia.

Perubahan ini dimulai sejak 2016 ketika Menteri Riset dan Teknologi-Pendidikan Tinggi (Menristek-Dikti) saat itu, Muhammad Nasir mendorong tiga PTN berubah menjadi PTNBH. Ketiga PTN itu adalah Universitas Brawijaya di Malang, Jawa Timur, Universitas Andalas di Padang, Sumatera Barat, dan UNS Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Alhamdulillah pada 2020 UNS diberi kesempatan lebih dulu menjadi PTNBH yang pengesahannya melalui Peraturan Pemerintah Nomor 56/2020, tepatnya 6 Oktober 2020,” ujar Rektor UNS Jamal Wiwoho dalam talkshow/gelar wicara Dies Natalis ke-45 UNS Solo Kamis (11/3/2021) malam.

Baca jugaPeringatan Dies Natalis ke-45 UNS, Presiden Jokowi: Selamat Berkreasi dan Berinovasi

Gelar wicara Dies Natalis UNS tersebut disiarkan melalui kanal YouTube Universitas Sebelas Maret, YouTube SoloposTV, Instagram @koransolopos, dan Facebook Solopos.com. Acara itu juga menghadirkan Ketua panitia dies natalis Djoko Suhardjanto, alumni UNS yang kini menjabat Direktur Media Group Abdul Kohar, serta perwakilan alumni inspiratif asal Ngawi, Jawa Timur, Uswatun Hasanah.

Jamal melanjutkan, UNS Solo menjadi PTN ke-12 yang berstatus PTNBH dari 122 PTN yang ada di Indonesia. Keistimewaan PTNBH adalah keleluasaan/otonomi untuk mengelola kampusnya, baik akademik maupun nonakademik.

“Akademik misalnya UNS kini bisa membuka dan menutup program studi cukup dengan SK rektor, tanpa harus meminta izin ke menteri [Menteri Pendidikan dan Kebudayaan],” imbuhnya.

Baca jugaJokowi, Puan, hingga Anies Baswedan Ikut Berduka Atas Meninggalnya Habib Hasan Solo

Orbit 500

Otonomi nonakademik misalnya pengelolaan keuangan, pemanfaatan aset, dan lainnya untuk kemajuan kampus. Dengan PTNBH ini, UNS diharapkan mampu meningkatkan diri menjadi perguruan tinggi bereputasi internasional. Sehingga mampu mewujudkan cita-citanya masuk ke orbit 500 perguruan tinggi terbaik dunia. “Harapannya UNS PTNBH masuk 500 perguruan tinggi terbaik dunia,” harap Jamal.

Target jangka pendek menyasar beberapa indikator kinerja utama (IKU). Di antaranya peningkatan kualitas lulusan, peningkatan kualitas dosen, dan peningkatan kualitas kurikulum. Serta pembelajaran di kampus yang kini memiliki total 37.736 mahasiswa.

Djoko menambahkan bahwa cita-cita UNS masuk orbit 500 perguruan tinggi terbaik dunia harus dicapai dengan kreativitas dan inovasi. Menurutnya, UNS telah dan akan selalu berkreasi dan berinovasi dalam berbagai kondisi.

“Salah satu inovasi UNS dalam masa pandemi Covid-19 ini adalah menjadi pelopor KKN [kuliah kerja nyata] daring. Kalau tidak berinovasi seperti itu, akan banyak sekali yang tertunda atau tidak tercapai,” ujarnya.

Kreativitas dan inovasi ini, lanjut Djoko, harus dilakukan dengan semangat ’45. Sehingga tema dies natalis UNS kali ini pun senada yakni “Dengan Semangat 45 Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Menuju Keunggulan PTNBH”.

Baca juga: Dies Natalis ke-45 UNS, Ini Harapan Wapres Ma'ruf Amin

Tanggapan BEM UNS

Terpisah, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS, Zakky Musthofa Zuhad berharap dengan status PTNBH, UNS dapat semakin menghadirkan tri dharma perguruan tinggi dengan karya nyata untuk masyarakat. “Selain itu melalui dies natalis ini kami berharap UNS maju, digdaya, menjadi kampus berkemanusiaan, dan berkeadilan,” ujarnya.

Namun di sisi lain, menurutnya PTNBH menimbulkan kekhawatiran atas biaya kuliah yang semakin mahal. Dengan ditambahnya jalur seleksi mahasiswa baru mandiri menjadi 50 persen dikhawatirkan menutup akses pendidikan dengan biaya terjangkau.

“Dulu Sumbangan Pengembangan Institusi [SPI] nol rupiah masih ada, tapi sekarang tidak ada. Sehingga kami mengharapkan pengembangan kampus tidak dengan menekan mahasiswa. Tetapi melebarkan kerja sama dan memaksimalkan aset dan potensi lainnya,” ujar Zakky.

Menanggapi kekhawatiran seperti yang dikatakan Zakky, Jamal dalam kesempatan berbeda mengatakan pihaknya menerapkan kebijakan pembiayaan berimbang. “Kalau yang mampu dan peduli pendidikan kalau mau menyumbang ya silakan. Untuk yang tidak mampu, ada KIP [Kartu Indonesia Pintar] Kuliah. UNS sudah mengakomodasi 26 persen mahasiswa yang mengajukan KIP Kuliah atau lebih tinggi dari patokan pemerintah yakni minimal 20 persen,” ujarnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya