Solopos.com, SOLO — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan selamat Dies Natalis ke-46 kepada Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Menurut Presiden, selama ini UNS telah berperan signifikan dalam pembangunan dan kemajuan di masyarakat.
“Selamat Dies Natalis ke-46 dan terima kasih telah berperan sangat signifikan dalam pembangunan dan kemajuan di masyarakat di Surakarta, di Jawa Tengah dan Indonesia,” kata Jokowi saat menghadiri Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 UNS, Jumat (11/3/2022).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Kepala Negara meyakini bahwa UNS akan terus sukses dalam mengemban tugas dan mandatnya dengan berkontribusi untuk mewujudkan Indonesia maju.
“Dengan terus bertransformasi saya yakin UNS akan semakin sukses mengemban mandatnya dengan terus berkontribusi untuk Indonesia maju yang kita cita-citakan,” ujarnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi bakal Hadir Pimpin Orasi Dies Natalis ke-46 UNS Solo
Pada kesempatan itu Jokowi juga mengatakan bahwa saat ini keadaan dunia sekarang ini pada situasi yang tidak mudah. Jokowi juga menyinggung soal pemaparan Menkeu Sri Mulyani yang menjelaskan soal betapa sulitnya mengelola APBN di tengah pandemi Covid-19.
“Semua negara merasakan. Sulit sangat sulit. Kita dihadapkan pada disrupsi kronis akibat revolusi industri 4.0. Semua negara tergagap-gagap. Dihantam lagi karena disrupsi akut karena pandemi Covid-19 yang tidak diduga,” ujar Jokowi.
“Pusingnya belum reda ditambah lagi ada perang. ekonomi bertambah sangat sulitnya tetapi Alhamdulillah kita bisa menjalaninya mengelola keuangan mengendalikan Covid-19 degan baik kalau dibandingkan dengan negara lain,” imbuh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Baca Juga: Presiden Jokowi Lepas Ekspor Mobil dari Pelabuhan Patimban Jabar
Jokowi juga mengatakan bahwa dirinya dihubungi Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida untuk membicarakan masalah tersebut.
“Semua hal saat ini sulit diprediksi. Hal-hal yang dulu tidak kita perkirakan, muncul semua. Kelangkaan energi, semua negara mengalami tambah perang, harganya naik berlipat-lipat,” ujarnya.
Selain itu ada juga kelangkaan pangan seperti kelangkaan gandum akibat dampak perang karena lebih dari 20% gandum itu dari Ukraina dan Rusia. Jokowi juga menyinggung soal kelangkaan kontainer.