SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANJARNEGARA—Dalam 24 jam terakhir aktivitas Kawah Timbang di Gunung Dieng meningkat. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memantau gunung yang saat ini dalam status Siaga (Level III) tersebut.

Berdasarkan data pada 31 Maret 2013 pukul.00.00 WIB-08.09 WIB terjadi 20 kali gempa vulkanik dangkal dan satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo maksimal 110 mm.  Sejumlah gempa tersebut terasa hingga beberapa daerah di antaranya di Desa Sumberejo, Desa Pekasiran, Desa Batur, Desa Wanapriya, Desa Pasurenan dan Kali Putih dengan skala MMI I-II.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

”Kami konfirmasi ke seismograf Gunung Slamet dan Gunung Sundoro tidak terekam adanya gempa tersebut. Artinya lokal di sekitar Kawah Timbang,” kata Kepala PVMBG Surono kepada Harian Jogja, Minggu (31/3).

Adapun pantauan dari pukul 06.00 WIB-12.00 WIB gempa terus meningkat. Selama kurun waktu enam jam tersebut terjadi 22 kali gempa vulkanik dangkal dan enam kali  gempa  vulkanik dalam. Pada Pukul 07.27 WIB dan pukul 07.29 WIB di Desa Batur, Sumberejo, Kaliputih, Pasurenan, Pekasiran dan  Wanapriya yang berjarak sekitar 1.5 km hingga tiga km dari Kawah Timbang terasa getaran gempa kecil dengan skala MMI I-II.

”Bau gas belerang tercium lemah pada jarak 1.000 m ke Utara dan pada jarak 1.000 m ke Selatan tidak tercium bau belerang,” tambahnya.

Sekadar catatan pada status Normal Dieng terekam kurang dari 10 kejadian gempa vulkanik dalam dan kurang dari lima kejadian gempa vulkanik dangkal dalam satu bulan.” Kami tetap merekomendasikan agar tidak ada aktivitas masyarakat pada jarak 1.000 meter dari kawah,” ujarnya.

Surono mengaku khawatir dengan kondisi Dieng saat ini. Peningkatan gempa menunjukkan pergerakan magma semakin dekat dengan permukaan tanah. Secara teori, maka hal itu bisa memunculkan letusan.

Namun bukan letusan yang dikhawatirkan Mbah Rono. Tetapi gas yang keluar dari kawah. ”Saya sangat-sangat khawatir. Di Dieng, jika diibaratkan perang, musuhnya gak keliatan. Kalau gunung api lain semua material letusan bisa terlihat, tapi dengan gas tak ada yang bisa lihat ancaman bahayanya,” akunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya