SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p>Embun membekukan tanaman kentang di dataran tinggi Dieng. (Liputan6.com-Istimewa)</p><p><strong>Semarangpos.com, WONOSOO &mdash;</strong> Perhelatan <em>Dieng Culture Festival 2018</em> di Banjarnegara, Jawa Tengah yang berlangsung Jumat-Minggu (3-5/8/2018), diwarnai hamparan bunga es di Bukit Sikunir. Suhu udara pada saat tertentu di dataran tinggi Dieng itu mencapai minus lima derajat Celcius.</p><p>Laman aneka berita Liputan6.com, Sabtu (4/8/2018), mengabarkan embun yang membeku membuat putih Bukit Sikunir, salah satu kawasan yang berada di dataran tinggi Dieng tersebut. Fenomena alam itu membuat dunia maya heboh mendadak.</p><p>Salah satunya disebabkan unggahan Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho di akun Twitter-nya, Jumat (3/8/2018). Ia memamerkan foto-foto yang menggambarkan kondisi dataran tinggi Dieng, terutama di seputaran Candi Arjuna Dieng, saat diselimuti hamparan es berwarna putih yang lazim disebut masyarakat setempat sebagai <em>mbun upas</em>.</p><p>Disebut dalam keterangannya, antara 1-2 Agustus 2018, kran air juga macet dipicu suhu beku di bawah lima derajat Celsius. Dataran tinggi Dieng, tulis kata, diselimuti salju embun es, layaknya musim dingin atau <em>winter</em> di Eropa.</p><p>Pengelola Bukit Sikunir, Bukhori, membenarkan kawasan Bukit Sikunir sempat diselimuti hamparan es. Embun beku ini menyebabkan saluran-saluran air dari Telaga Cebong macet. Ia menyebutnya dengan &ldquo;masuk angin&rdquo;.</p><p>"Benar Mas, kemarin dan pagi tadi. Yang tebal itu yang kemarin. Kalau pagi tadi lebih tipis," terang Bukhori kepada <em>Liputan6.com</em>, Sabtu.</p><p>Padahal saat itu, kata dia, ada sekitar 50-an tenda para pelancong. Sebagian dari mereka mengikuti pagelaran <em>Dieng Culture Festival 2018</em>. Akibatnya, sejumlah wisatawan tak kuat menahan dinginnya suhu saat keluar embun es dan memilih pindah ke penginapan.</p><p>Embun es itu juga menyelimuti dataran luas di area Bukit Sikunir. Saking tebalnya, tanaman kentang membeku dan rusak. Kebanyakan tanaman kentang itu belum bisa dipanen lantaran masih berumur 40-60 hari. "Ada sekitar delapan hektare tanaman kentang yang rusak," jelas Bukhori.</p><p>Pengelola Bukit Sikunir berupaya mengusir hawa beku itu dengan memperbanyak spot api unggun. Tungku tradisional pun dipakai untuk menghangatkan suhu di sekitar tenda.</p><p>Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banjarnegara, Setyo Aji Prayoedhi menerangkan embun es memang berpotensi muncul pada puncak kemarau seperti Agustus ini. Namun, kemunculannya tak bisa dipastikan.</p><p>Secara umum, terang dia, Jawa Tengah sudah masuk musim kemarau, khususnya daerah Dieng. Secara klimatologi, puncak musim kemarau terjadi pada Juli dan Agustus, di mana angin timuran menguat. "Angin timuran yang berasal dari Australia ini bersifat kering dan dingin dikarenakan saat ini di benua tersebut sedang mengalami musim dingin," dia menjelaskan, melalui aplikasi pesan singkat.</p><p>Menurut Setyo Aji, tanah lebih mudah menyerap panas dan lebih mudah melepaskan panas. Ini bertambah dengan dengan topografi Dieng yang berupa dataran tinggi.</p><p><img src="http://img.solopos.com/upload/img/embun%20upas3.jpg" alt="Embun membekukan tanaman kentang di dataran tinggi Dieng. (Liputan6.com-Istimewa)" width="600" height="400" /></p><p>Embun membekukan tanaman kentang di dataran tinggi Dieng. (Liputan6.com-Istimewa)</p><p>Kondisi yang sangat dingin ini berdampak pada suhu udara yang bisa mencapai 0 derajat Celcius dan mampu menyebabkan uap air atau embun menjadi beku. Masyarakat Jawa mengenalnya dengan istilah musim <em>bediding</em> yang kerap terjadi saat perubahan signifikan suhu di musim kemarau.</p><p>Kondisi ini jika terjadi terus menerus menyebabkan udara semakin dingin. Akibat langsung dari perubahan suhu udara tersebut adalah munculnya fenomena embun es di Dieng, yang dikenal masyarakat dengan istilah <em>bun upas</em> atau embun beracun</p><p>Tetapi, menurut Setyo, foto-foto yang beredar kebanyakan bukan kejadian baru. Ia menyebut foto-foto itu sudah beredar sepekan sebelumnya, saat embun es menyelimuti kawasan Candi Arjuna, Dieng.</p><p>&ldquo;Sepertinya bukan, pak. Karena saya sudah pernah <em>dikirimin</em> gambar serupa sekitar seminggu yang lalu,&rdquo; ucapnya.</p><p>BMKG memperkirakan cuaca Dataran Tinggi Dieng antara 3-5 Agustus 2018, bersaman dengan perhelatan <em>Dieng Culture Festival</em>, cenderung normal. Suhu terdingin terjadi pada Jumat dini hari, dengan kisaran suhu di bawah 16 derajat Celsius.</p><p>"Dini hari suhu berpotensi kurang dari 10 derajat Celsius," dia menerangkan. Sedangkan kecepatan angin, terangnya, berkisar antara 20 km/ jam-40 km/jam. Rata-rata bertiup dari arah tenggara ke barat laut.</p><p><em><strong><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</strong></em></p>

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya