SOLOPOS.COM - Mendiang Diego Mendieta saat masih memperkuat Persis Solo. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Mendiang Diego Mendieta saat masih memperkuat Persis Solo. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO – Jajaran pengurus dan manajemen Persis Solo saling merapatkan barisan melawan keputusan pemberian sanksi berupa skorsing berkompetisi secara sepihak di musim mendatang. Masing-masing pengurus siap pasang badan sekaligus membela diri untuk memperjuangkan Persis terhindar dari sanksi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Perlawanan tersebut secara lantang disuarakan mantan Ketum Persis sekaligus Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, Kamis (6/12/2012). Mantan anggota Komite Normalisasi (KN) PSSI ini dengan tegas menolak tudingan yang menyebutkan meninggalnya striker Persis PT LI 2011/2012, Diego Mendieta disebabkan faktor keterlambatan gaji. Sebaliknya, pemain asal Paraguay itu memang menderita sakit sebelum meninggal dunia akibat serangan virus.

“Harus diakui kasus meninggalnya Diego ini sangat memalukan. Tapi, hidup-mati itu yang menentukan Yang Di Atas [Tuhan Yang Maha Esa]. Jadi, bukan karena gaji. Di sisi lain, langkah pemerintah [Menpora] untuk campur tangan menyelesaikan karut-marutnya sepak bola di Indonesia sangat terlambat,” katanya. Rudy mengatakan, sampai saat sekarang, Persis Solo belum menerima sanksi resmi dari BOPI, baik lisan ataupun tertulis. Bagi pria berkumis ini, sikap BOPI yang menjatuhkan sanksi berupa pelarangan ikut berkompetisi dianggap kurang tepat. Mestinya, sanksi tersebut disertai dasar-dasar yang kuat.

“Sanksi itu baru wacana. Kalau misalnya dasarnya gara-gara keterlambatan gaji, masih banyak tim lain yang lebih parah dibandingkan dengan Persis. Pertanyaannya, kenapa yang diberi sanksi hanya Persis? Lantas, yang lain bagaimana? Untuk saat ini, kami hanya menunggu informasi sanksi itu dengan jelas terlebih dahulu. Setelah itu, baru saya akan bicara,” katanya.

Hal senada dijelaskan Pengkot PSSI Solo Bagian Umum dan Lapangan, Paulus Haryoto. Pria yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Solo ini menganggap pemberian sanksi kepada Persis hanya dilakukan sepihak. Dirinya berharap, Persis diberi waktu oleh BOPI untuk menjelaskan segala hal terkait meninggalnya Diego Mendieta. Seandainya BOPI tetap menjatuhkan sanksi tanpa mendengarkan penjelasan dari Persis, hal tersebut dianggap konyol.

“Hal seperti ini memang rawan disusupi kepentingan politik. Ini tak boleh terjadi. Biarkan kami diberi waktu untuk menjelaskan terlebih dahulu terkait semuanya, baik kondisi Persis ataupun Diego sebelum meninggal. Setelah kami diberi penjelasan, silakan ambil sikap. Jangan sampai, tanpa kami diberi waktu menjelaskan, tiba-tiba BOPI menjatuhkan sanksi. Itu tidak baik bagi sepak bola di Indonesia,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya