BANTUL – Puluhan ekor unggas jenis itik di wilayah Kecamatan Sanden dan Jetis diketahui mati mendadak sejak dua bulan terakhir. Diduga, kematian massal unggas tersebut akibat serangan virus Avian Influensa (AI).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Menurut Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Bantul, Agus Riyadmadi, selama ini pihaknya baru menerima laporan dari sejumlah peternak di wilayah Desa Srigading, Sanden, dan Desa Trimulyo, Jetis.
“Data sementara, sudah ada sekitar 50 ekor itik yang mati mendadak. Gejalanya hampir sama, itik berjalan pincang, limbung, dan akhirnya kejang. Memang mirip dengan gejala H5N1 (flu burung). Namun, ini bukan flu burung,” kata Agus, Kamis (29/11).
Agus menerangkan, virus penyebab matinya puluhan itik kali ini lebih ganas dari H5N1. Sebab, virus H5N1 diketahui tidak menyebabkan kematian pada itik. Untuk memastikan penyebab kematian, Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta telah mengambil sampel sekitar dua bulan lalu.
Dibutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga bulan bagi Balai Besar Veteriner mempublikasikan hasil penelitian itu. Kasi Pelayanan Kesehatan Hewan Dispertahut Bantul, Subeno menambahkan, kematian itik dengan gejala lumpuh dan kejang juga bisa karena faktor lingkungan.