SOLOPOS.COM - Mantan penasihat ahli Kapolri bidang media, Fahmi Alamsyah. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Mantan penasihat ahli Kapolri, Fahmi Alamsyah, diduga kuat membantu Ferdy Sambo membuat skenario pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) sebagai baku tembak saat ini masih berstatus sebagai saksi.

Skenario baku tembak itu disebar ke publik dan bertahan satu bulan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Skenario baku tembak itu mentah setelah tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menemukan kasus tewasnya Brigadir J adalah pembunuhan.

Penasihat Ahli Kapolri, Hermawan Sulistyo, menyatakan Fahmi Alamsyah adalah teman dekat Ferdy Sambo.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Fadil Imran Trending, Pakar Hukum M Taufiq: Dia Layak Dicopot!

Setelah kasus Ferdy Sambo meledak, Fahmi Alamsyah mengundurkan diri sebagai penasihat ahli bidang komunikasi.

“Dia itu penasihat ahli yang tidak ahli, karena tidak ada track record-nya. Namanya Fahmi Alamsyah, sahabatnya Ferdy Sambo, sahabat yang setiap hari bersama-sama. Sekarang dia sudah diperiksa, statusnya masih saksi,” ucap Hermawan Sulistyo seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube tvOneNews, Kamis (18/8/2022).

Hermawan Sulistyo mengatakan dari informasi yang ia peroleh Ferdy Sambo langsung menghubungi Ferdy Sambo seusai membunuh Brigadir J pada 8 Juli 2022 petang.

Baca Juga: Pakar: Ferdy Sambo Sengaja Pilih Rumdin untuk Bunuh Brigadir J

Fahmi Alamsyah lantas datang ke rumah Ferdy Sambo. Berdua mereka menyusun rencana rekayasa tewasnya Brigadir J agar Ferdy Sambo terbebas dari hukum.

“Sambo telepon sahabatnya, berdua mereka menyusun penjelasan ke rumah publik,” kata Kiki, panggilan Hermawan Sulistyo.

Ia menjelaskan, Ferdy Sambo dan Fahmi menyusun berbagai skenario mulai dari baku tembak hingga motif pelecehan seksual.

Baca Juga: Pengacara: Brigadir J Meninggal Kok Rekeningnya Masih Bisa Transaksi

Penghilangan barang bukti berupa pembersihan lokasi kejadian hingga pencopotan CCTV juga bagian dari rencana mereka.

“Karena mengaku wartawan penasehat ini, dibuat lah skenario tembak menembak, kemudian menjelaskan ini itu. Skenario itu kemudian disebarkan ke ruang publik setiap hari,” ujarnya.

Setelah skenario itu dirasa matang, Ferdy Sambo lantas melapor kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan menjelaskan dua anak buahnya, Brigadir J dan Bharada E, terlibat baku tembak.

Baca Juga: Putri Sambo Bisa Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana dan Laporan Palsu

Kepada Kapolri, Ferdy Sambo juga menyatakan motif dari baku tembak adalah pelecehan yang dialami istrinya, Putri Cenderawathi, oleh Brigadir J.

“Sambo melapor kepada Kapolri dan menceritakan kejadian itu yang ternyata bohong semua,” ujar Hermawan Sulistyo yang mengaku tidak kenal Fahmi Alamsyah sebelumnya.

16 Penasihat Kapolri

Berdasarkan dokumentasi Solopos.com, jumlah penasihat hukum Kapolri ada 16 orang yang berasal dari berbagai ilmu.

Ke-16 orang itu diangkat pada 21 Januari 2022 oleh Kapolri Jenderal Pol Idham Azis berdasarkan Keputusan Kapolri Nomor Kep/117/I/2020.

Fahmi Alamsyah adalah Penasihat Kapolri yang aktif di sosial media.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya