SOLOPOS.COM - Ilustrasi gantung diri. (Solopos/Dok)

Solopos.com, NGAWI – Diduga putus cinta, seorang pemuda di Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur ditemukan meninggal gantung diri di dapur rumahnya, Selasa (27/2/2024).

Kejadian itu pertama kali diketahui oleh Warsini, ibu pemuda tersebut. Warsini saat itu hendak mengambil wudu di kamar mandi. Setelah sampai di dapur rumah, Warsini kaget melihat anaknya berinisial AM, 23 meninggal dengan kondisi tergantung di balok kayu bagian atap rumah.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Mengetahui anaknya mengakhiri hidupnya dengan cara seperti itu, dirinya lantas membangunkan suaminya yang tengah tertidur di kamar. Mengetahui anaknya sudah dalam kondisi kaku dengan wajah membiru, Warsini dan suami menghubungi perangkat desa setempat kemudian diteruskan ke pihak kepolisian Polsek Paron.

Sutrisno, rekan AM menceritakan, sehari sebelum AM nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, AM sempat curhat soal wanita dambaannya berinisial AAS kepada Sutrisno. Sutrisno pun tak menyangka temannya nekat mengakhiri hidupnya setelah bercerita itu.

“Sepulang kerja, AM sempat mengatakan kepada saya bahwa ia putus cinta, aku putus cinta. Selain itu dirinya juga sempat tanya kerjaan. Saya kaget dan tak menyangka, AM melakukan hal itu,” ungkap Sutrisno, Selasa.

Sementara itu, Kapolsek Paron AKP Budianto mengungkapkan bahwa meninggalnya AM murni karena gantung diri. Polisi juga mengamankan barang bukti seperti, tali yang digunakan untuk gantung diri serta pakaiannya yang dikenakan korban.

“Saat kami melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian, beberapa bukti seperti tali sabuk, baju dan celana yang dipakai korban kita kumpulkan untuk kita jadikan barang bukti,” katanya.

Setelah dilakukan visum luar oleh pihak kepolisian juga tidak ditemukan bekas kekeraaan pada tubuh pemuda itu. Sehingga polisi menduga kuat AM sengaja mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Kelurga pun sudah menerima kematian AM sebagai musibah dan tidak dilakukan pengusutan lebih lanjut.

“Usai dilakukan visum pada jenazah oleh pihak puskesmas, tidak didapati tanda penganiayaan, keluarga pun menerima hal itu sebagai musibah dan jenazah dimakamkan di pemakaman desa setempat,” tutupnya.

Catatan Redaksi:

Berita ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan hal serupa. Bila Anda atau teman Anda menunjukkan adanya gejala depresi yang mengarah ke bunuh diri, silakan menghubungi psikolog atau layanan kejiwaan terdekat. Anda juga bisa menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes di 1500-567.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya