SOLOPOS.COM - Komunitas Pemerhati Cagar Budaya Klaten menunjukkan banyaknya temuan pecahan gerabah yang terkubur di dalam tanah, Rabu (8/6/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Dukuh Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah diperkirakan merupakan perkampungan kuno yang sudah ada sejak era Mataram Kuno, tepatnya pada abad ke-8 hingga ke-10 Masehi.

Perkiraan itu berdasarkan toponimi kampung dan temuan bebatuan serta artefak. Dilansir dari laman id.wikipedia.org, toponimi adalah bidang keilmuan dalam linguistik yang membahas asal-usul penamaan tempat, wilayah, atau bagian lain dari permukaan bumi, termasuk yang bersifat alam dan buatan. Toponimi berkaitan dengan bidang etnologi dan kebudayaan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Artefak yang pernah ditemukan di Kropakan, seperti guci, periuk, dan batu bata merah berukuran besar. Batu bata merah ditemukan di ladang yang banyak digunakan untuk usaha pembuatan batu bata merah.

Stempel yang diperkirakan dari kerajaan Mataram Kuno juga pernah ditemukan di kampung tersebut. Ada pula yoni yang diperkirakan bagian dari bangunan bekas candi.

Humas Komunitas Pemerhati Cagar Budaya (KPCB) Klaten, Hari Wahyudi, mengatakan dari toponimi kampung Kropakan memiliki keterikatan sejarah pada masa lalu. Kropak atau keropak memiliki arti daun lontar bertulis. Pada masa lalu, daun lontar digunakan untuk media menulis surat atau naskah.

Baca Juga : Peroleh Bisikan Misterius Saat Gali Tanah, Warga Klaten Dapat Guci Kuno

Hari meyakini Kropakan pada masa lalu menjadi daerah memproduksi daun lontar untuk keperluan kerajaan di zaman Mataram Kuno. Kampung itu pada masa lalu banyak tumbuh pohon lontar atau siwalan.

Stempel Kerajaan

“Kampung ini dulu punya keistimewaan pada era Mataram Kuno. Itu dibuktikan dengan stempel yang pernah ditemukan dan diduga stempel kerajaan. Stempel digunakan untuk cap pada keropak,” kata Hari saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (9/6/2022).

Namun, stempel kuno yang pernah ditemukan itu menghilang dan tak diketahui keberadaannya. Bukti lain yang memperkuat Kropakan merupakan perkampungan era Mataram Kuno dari temuan-temuan di dukuh tersebut.

Beberapa temuan yang dimaksud guci keramik serta periuk. Dua benda itu ditemukan di dalam tanah. Guci dan periuk kuno untuk menanak nasi itu disimpan warga. Dia memperkirakan masih banyak guci kecil terpendam di tanah.

Baca Juga : Harta Karun Wonoboyo Klaten, Temuan Timbunan Emas Terbesar Indonesia

Hingga kini, masyarakat masih menemukan banyak batu bata merah berukuran besar ketika para pembuat batu bata menggali tanah untuk keperluan produksi batu bata. Ada dua dugaan dari temuan batu bata merah itu.

Bisa jadi, jelasnya, batu bata merah itu bagian dari struktur pagar kampung atau bagian dari lantai rumah kuno. Di dalam tanah area perkebunan kampung tersebut, imbuh Hari, banyak ditemukan pecahan gerabah.

Ketua KPCB Klaten, Wisnu Hendrata, mengatakan belum ada penelitian secara mendalam di Dukuh Kropakan terkait hal tersebut.

Temuan Benda Kuno

Namun, temuan benda-benda kuno menyebar ke beberapa lokasi di desa tersebut diperkirakan pernah berdiri permukiman pada era Mataram Kuno. “Dari benda-benda yang ditemukan itu merupakan benda keperluan rumah tangga,” ujar Wisnu.

Baca Juga : Asale Jemawan, Desa di Klaten yang Sudah Ada Sejak Mataram Kuno

Dari keterangan warga setempat, Wisnu menjelaskan banyak temuan benda kuno di dalam tanah desa. Lalu, pernah ada pengambilan secara bebas dan hal itu bertentangan dengan Undang-Undang.

“Setiap orang itu boleh merawat, memelihara sejauh itu didaftarkan serta dikoordinasikan dan disimpan dengan baik. Jadi tidak untuk diperjualbelikan secara ilegal,” jelas Wisnu.

Wisnu berharap edukasi kepada warga setempat terkait temuan cagar budaya bisa terus diberikan. Hal itu agar warga ikut merawat serta melestarikan benda-benda tersebut. “Memanfaatkan boleh asalkan dalam koridor berguna ke masyarakat,” ungkapnya.

Terkini, upaya melindungi benda cagar budaya yang ditemukan di Kropakan sudah dilakukan. Menurut penuturan salah satu warga Kropakan, Pupun, 31, setiap ada temuan benda diperkirakan peninggalan masa lalu maka akan dilakukan pendataan dan edukasi untuk merawat benda-benda tersebut.

Baca Juga : Karanganom Klaten Pernah Jadi Lokasi Perburuan Harta Karun Mataram Kuno

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya