SOLOPOS.COM - Seorang warga yang diduga gangguan jiwa, Suparno, menata kursi bekas di dalam rumahnya setelah nyaris rumah sendiri di Kampung Sidomulyo, Sragen Wetan, Sragen, Minggu (21/6/2020). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN – Seorang warga yang diduga gangguan jiwa, Suparno, nyaris bakar rumah sendiri di Kampung Sidomulyo RT 053, Sragen Wetan, Sragen, Minggu (21/6/2020) siang. Anak keempat dari Sembilan bersaudara itu sempat membakar kayu dan sofa bekas di dalam rumahnya.

Saat api membesar, pria itu segera memadamkan kebakaran. Tindakan ceroboh yang dilakukan Suparno itu sempat meresahkan warga sekitar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warga yang melihat ada kepulan asap ke atas segera menghubungi petugas pemadam kebakaran. Dua unit pemadam kabakaran sempat datang ke lokasi rumah yang di-bakar penghuninya di Sragen.

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), PSC 119, dan PMI Sragen juga datang ke lokasi untuk melakukan assement bersama bintara pembina desa (babinsa). Begitu melihat api sudah padam, petugas kebakaran balik kanan kembali ke markas di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sragen.

Bekas Gudang Es Angker di Jajar Solo Hunian Keluarga Miskin Ini Tertutup Semak Berduri

Suparno hanya senyum-senyum ketika ditanyai warga tentang perbuatannya bakar rumah sendiri di Kampung Sidomulyo, Sragen. Ia kemudian menata sofa bekas dan rusak itu ke tempat semula. Termasuk kursi yang sudah hangus akibat terbakar juga ikut ditata. Kedua telapak tangannya masih menghitam terkena arang bakarannya sendiri.

“Iya, saya Suparno,” katanya masih paham dengan pertanyaan warga. Namun, saat ditanya soal alasan tindakannya bakar rumah itu, ia tak menjawab tetapi hanya senyum-senyum.

Ibu kandung Suparno, yakni Mbah Marsi, 67, duduk lesehaan di halaman rumah tetangga di depan rumahnya. Pandangannya kosong melihat kondisi rumahnya yang berantakan dan seperti tidak terurus.

6 Tahun Nikah dan Punya 2 Anak, Pernikahan Pasutri di Sragen Ini Dibatalkan, Kok Bisa?

Kondisi Kejiwaan

Marsi berkisah tentang nasib malang yang menimpa anaknya itu. Marsi menyampaikan kondisi kejiwaan Suparno yang terganggu itu terjadi selama 10 tahun terakhir.

“Saat itu saya masih jualan jamu keliling. Anak itu awalnya menjadi TKI [tenaga kerja Indonesia] di luar negeri. Belum genap setahun, anak itu pulang. Saya tahunya saat menjelang Magrib. Anaknya itu bicaranya cepat sekali dan tidak bisa dipahami. Kemudian masuk rumah dengan kondisi seperti orang kesurupan. Bagian punggungnya terlihat menghitam. Saya tidak tahu karena apa itu,” ujar Marsi saat berbincang dengan Solopos.com dan para petugas dari PMI dan BPBD, Minggu siang.

Jarang Disorot, Ini Sosok Dian Ekawati Istri Didi Kempot

Marsi berusaha mencari obat untuk anaknya kepada orang pintar hingga akhirnya Suparno sempat dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Solo dua kali. Sebenarnya obatnya masih.

“Obatnya itu saya cari tidak ada. Mungkin dibuang. Kalau kambuh, saya yang selalu jadi sasaran. Saya bilang sesuatu selalu tidak beneran. Saya pernah diguyur air dan dipukuli. Saya sudah tidak kuat. Apalagi suami saya sudah sakit-sakitan,” keluhnya.

Ketua RT setempat sempat berusaha meminta bantuan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen agar Suparno dievakuasi ke RSJ kembali karena keberadaannya sudah meresahkan warga sekitar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya