SOLOPOS.COM - Tim gabungan mengenakan hazmat saat memeriksa kondisi jenazah korban di rumah duka, Dukuh Balak RT 006, Desa Tegaldowo, Gemolong, Sragen, Jumat (1/5/2020) malam. (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN – Seorang warga asal Dukuh Balak RT 006, Desa Tegaldowo, Kecamatan Gemolong, Sragen, Yunita Fitria, 20, mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di kamarnya, Jumat (1/5/2020) malam.

Perempuan muda itu mengakhiri hidup diduga karena mengalami depresi. Peristiwa nahas tersebut diungkapkan Kapolres Sragen, AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo, melalui Kapolsek Gemolong, I Ketut Putra, saat dihubungi Solopos.com, Jumat malam.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Rekomendasi Destinasi Wisata Religi Favorit Di Solo

Kapolsek Gemolong Sragen menjelaskan peristiwa perempuan gantung diri itu kali pertama diketahui oleh kakak korban, Eko Sartono, 26.

Kronologi

Dia menjelaskan awalnya Eko curiga saat mengetahui pintu kamar adiknya terkunci. Dia mengatakan Eko mendobrak pintu dan mendapati adik perempuannya tergantung di kamar.

Kasus Positif Corona Sukoharjo Bertambah 4 Lagi Dari Grogol

Eko langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua RT setempat, Yatin Teguh Wiyono, 39, dan diteruskan laporan ke Polsek Gemolong.

I Ketut Putra menyampaikan berdasarkan laporan itu Polsek Gemolong segera berkoordinasi dengan puskesmas dan Tim Identifikasi (Inafis) Polres Sragen. Tim gabungan datang ke lokasi untuk mengevakuasi dan memeriksa jenazah.

Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui wanita muda di Gemolong, Sragen itu meninggal karena gantung diri. Tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

Round-Up Covid-19 Soloraya: Total 129 Kasus Positif, Klaten Masih 0 Kematian

“Hasil pemeriksaan luar terhadap jenazah korban ditemukan korban meninggal karena gantung diri. Pada bagian leher ditemukan luka bekas jeratan. Tidak ada tanda-tanda kekerasan dan pada bagian kemaluan mengeluarkan cairan,” ujarnya.

I Ketut Putra menambahkan korban mengalami depresi selama tiga tahun terakhir. Keterangan depresi tersebut, diperoleh dari keterangan orang tua korban, Parni, 54.

Dia mengatakan keluarga korban tidak bersedia untuk autopsi jenazah yang dibuktikan dengan surat pernyataan dan diketahui Kepala Desa setempat.

Pemudik yang Dikarantina di Dalem Joyokusuman Solo: Betah, Enggak Pengin Pulang

Anda bisa mencari bantuan jika mengetahui ada sahabat atau kerabat, termasuk diri sendiri yang punya kecenderungan bunuh diri.

Hubungi hotline Kementerian Kesehatan di nomor 1500-567 yang aktif selama 24 jam.

Informasi terkait depresi dan isu kesehatan mental lainnya bisa diperoleh dengan menghubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau RSJ terdekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya