SOLOPOS.COM - Ilustrasi Densus (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Sebanyak 17 WNI ditangkap Densus 88 di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Mereka diduga memiliki kegiatan di Suriah.

Solopos.com, JAKARTA — Detasemen Khusus (Densus) 88 yang bekerja sama dengan Kantor Imigrasi Kelas 1 Soekarno Hatta menangkap 17 warga negara Indonesia (WNI) saat tiba di Bandara International Soekarno Hatta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Bagian Humas dan Umum Ditjen Imigrasi Agung Sampurno mengatakan, ke 17 WNI tersebut ditangkap karena diduga merupakan relawan yang melakukan kegiatan di Suriah. “Berkat kerja sama Kanim Kelas 1 Khusus Soekarno Hatta dengan Densus 88, mereka berhasil kami amankan,” kata Agung Sampurno di Jakarta, Minggu (22/1/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Dia menambahkan, sebelum ditangkap, ke 17 WNI tiba di Indonesia Sabtu (21/1/2017) sore sekitar pukul 18.10 WIB. Mereka terbang dari Turki dengan menumpang pesawat Turkish Airlines TK 056. Ke-17 WNI yang ditangkap oleh Densus 88 sebagian besar merupakan perempuan yang berjumlah sembilan orang dan sisanya adalah laki-laki.

“Menurut informasi dari Polri, mereka adalah orang yang berkegiatan sebagai relawan di Suriah,” imbuhnya.

Setelah dilakukan penangkapan dan pengecekan kepada mereka, para terduga relawan Suriah tersebut kemudian ditangkap oleh tim Densus 88 Mabes Polri guna pemeriksaan lebih lanjut. “Untuk sementara informasinya itu, karena sampai kini, proses penanganannya ke Polri,” ujarnya.

Sementara itu untuk memerangi kejahatan lintas negara, termasuk pembiayaan terorisme, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terus meningkatkan kerja sama dengan Financial Intelligence Unit (FIU). Wakil Kepala PPATK Dian Ediana Rae mengatakan, sebagai lembaga intelijen keuangan nasional, mereka telah memiliki hubungan yang cukup intens dengan penegak hukum untuk menindak kejahatan dari mulai korupsi hingga kejahatan terorisme.

“PPATK memang sedang menjalin kerja sama dengan dengan Financial Intelligence Unit (FIU) dari berbagai negara untuk mengungkap jaringan kejahatan internasional,” jelasnya.

Baru-baru ini, PPATK menyebutkan telah mengungkap pembiayaan terorisme melalui financial technology (Fintech). Teknologi baru dalam industri keuangan tersebut diduga digunakan oleh Bahrun Naim untuk membiayai kegiatan terorisme.

Dia menggunakan Paypal yang merupakan, jenis alat pembayaran virtual yang digunakan untuk transaksi ke pengguna internet di seluruh negara. Untuk hal ini, PPATK telah membuat sebuah desk khusus untuk mengawasi potensi kejahatan via fintech.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya