SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengeroyokan Kapolsek Dolok Pardamean. dokJIBI/SOLOPOS

Solopos.com, GARUT — Seorang pria 50 tahun, Maman, meninggal dikeroyok dan dikubur hidup-hidup di kaki Gunung Cikuray, Kecamatan Cigedung, Kabupaten Garut pada Selasa (21/10/2021). Peristiwa itu terungkap setelah keluarga Maman melapor ke polisi.

Kapolres Garut, AKBP Wirdhanto Hadicaksono, mengungkap kronologi kejadian. Peristiwa dimulai saat warga memergoki Maman hendak masuk ke salah satu gudang sayuran. Warga menduga Maman hendak mencuri sayur. Alih-alih melaporkan polisi, warga itu main hakim sendiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Maman menjadi bulan-bulanan dan dikeroyok sejumlah warga setempat. Wirdhanto mengatakan Maman dikeroyok belasan orang. Bahkan, sejumlah pelaku memakai senjata tajam. “Ada (warga) yang pakai senjata tajam, ada yang mukul,” kata Wirdhanto seperti dilansir Suara.com, Kamis (28/10/2021).

Baca Juga : Sadis! Maman Dikubur Hidup-Hidup di Kaki Gunung

Ekspedisi Mudik 2024

Maman tidak berdaya setelah dikeroyok belasan orang. Kondisi itu justru memicu inisiatif pelaku untuk mengubur Maman. Belasan warga menggotong tubuh Maman ke kawasan Blok Waspada Gunung Cikuray. Mereka berjalan sejauh 2 kilometer dari lokasi pengeroyokan sambil membawa korban. “Korban kemudian digotong beramai-ramai ke kewasan Blok Waspada Gunung Cikuray. Kira-kira 2 kilometer dari lokasi,” jelas Wirdhanto.

Sesampainya di Blok Waspada Gunung Cikuray, sejumlah warga mulai menggali lubang. Mereka berniat mengubur Maman yang masih hidup. Wirdhanto mengatakan kondisi Maman babak belur, tetapi masih bernyawa. Bahkan, lanjut dia, seorang pelaku melihat jika Maman masih hidup.

Namun, mereka justru sepakat memasukkan tubuh Maman yang tak berdaya ke liang lahat. Korban dililit karung sebelum dimasukkan lubang. Seorang warga memutuskan mengakhiri nyawa Maman. Pelaku menyayat leher korban lalu bersama warga lain mengubur Maman.

Baca Juga : 4 Kontroversi Sukmawati yang Tak Pernah Berujung Hukuman

“Saat itu, ada salah satu pelaku yang melihat korban masih bernyawa. Pelaku kemudian turun ke lubang dan menghabisi nyawa korban dengan luka sayatan di leher,” ujar Wirdhanto.

Kasus kematian Maman terungkap 5 hari setelah kejadian. Polres Garut menerima laporan pihak keluarga kehilangan Maman. Polres Garut melakukan penyelidikan dan menerima informasi pengeroyokan di kawasan Cigedug. Polisi menemukan jenazah Maman. “Dari sana, tim kami langsung melakukan penyelidikan dan menemukan adanya informasi di kawasan Cigedug,” beber Wirdhanto.

Jenazah Maman dibawa ke RSUD dr. Slamet Garut. Berdasarkan hasil penyelidikan, polisi menyimpulkan 14 orang tersangka dalam kasus tersebut. Mereka memiliki peran masing-masing dalam mengakhiri nyawa Maman. Mulai dari mengeroyok sampai menggali lubang untuk mengubur Maman hidup-hidup.

Baca Juga : Biadab! KKB Tembak Dua Anak di Intan Jaya, Satu Meninggal

Wirdhanto mengatakan pelaku telah ditangkap dan mendekam di sel tahanan Mako Polres Garut. Mereka dijerat dengan pasal berlapis, yakni terkait pengeroyokan, penganiayaan, pembunuhan dan pembunuhan berencana. “Kami jerat Pasal 170, 351, 338 dan 340 KUHP,” pungkas Wirdhanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya