SOLOPOS.COM - Wakasek Kesiswaan SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo, Sukardi (tiga dari kanan, baju batik) memberikan pembinaan kepada pelajarnya yang terjaring razia saat nongkrong di sekitar Alun-alun Satya Negara, Sukoharjo saat jam sekolah, Kamis (28/3/2013). (Trianto Hery Suryono/JIBI/SOLOPOS)


Wakasek Kesiswaan SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo, Sukardi (tiga dari kiri, baju batik) memberikan pembinaan kepada pelajarnya yang terjaring razia saat nongkrong di sekitar Alun-alun Satya Negara, Sukoharjo saat jam sekolah, Kamis (28/3/2013). (Trianto Hery Suryono/JIBI/SOLOPOS)

SUKOHARJO–Razia pelajar yang dilakukan tim gabungan hasil koordinasi Satpol PP Sukoharjo ke Weru bocor, Kamis (28/3/2013). Akibatnya sasaran razia pun dipindahkan ke Nguter, Sukoharjo Kota dan Mojolaban. Hasilnya sebanyak 40-an pelajar terjaring razia tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dari 40-an pelajar itu, ada satu sejoli yang bermesraan di Dam Colo, Desa Pengkol, Kecamatan Nguter, Sukoharjo sisanya para pelajar yang nge-game dan bermain di warnet maupun nongkrong di Alun-alun Satya Negara, Sukoharjo.  Mereka diberi pembinaan dan tak dibawa ke Kantor Satpol PP. Para pelajar itu dipulangkan setelah salah seorang guru mereka didatangkan.

“Anggota (satpol) mengabarkan bahwa sudah banyak orang tahu kalau ada razia pelajar. Padahal informasi tersebut hanya diberitahukan ke orang tertentu. Karena bocor maka sasaran dipindahkan,” terang Kepala Satpol PP Sukoharjo, Sutarmo.

Dijelaskannya, sasaran razia adalah tempat yang sering dipergunakan nongkrong oleh pelajar, yakni di objek wisata, warnet ataupun alun-alun. Razia, ujarnya, dilakukan siang hari atau saat masih jam sekolah.

“Sasaran, pelajar yang bolos. Siswa yang masih mengenakan seragam sekolah tetap berada di sekolah atau langsung pulang ke rumah masing-masing. Tidak keluyuran, nongkrong di warnet dan sebagainya. Jika dilakukan akan memperburuk citra pelajar,” tandasnya.

Sepasang pelajar yang terazia di Dam Colo berasal dari Grogol dan Gatak. Keduanya berasal dari sekolah yang berbeda. Siswi belajar di salah madrasah negeri di Solo sedangkan siswa merupakan pelajar salah satu sekolah negeri di Sukoharjo.
Berdasar pemantauan Solopos.com kemarin, para pelajar yang terjaring diminta membuat surat pernyataan.

Razia itu melibatkan petugas Satpol PP, Kodim dan Polres Sukoharjo. Awalnya, tim gabungan akan razia ke Kecamatan Weru, Bulu dan Tawangsari namun bocor sehingga berpindah ke Nguter, Sukoharjo Kota dan Mojolaban.

Sementara itu, Wakasek Kesiswaan SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo, Sukardi yang datang ke Alun-alun menerangkan, siswanya masuk sekolah hingga pukul 11.15 WIB.

“Pekan terakhir ini, siswa kelas XII tinggal pengayaan mapel ujian nasional sehingga jadwalnya tak efektif lagi. Mereka masuk sekolah untuk mendalami mapel UN dan pulang jam 11.15 WIB sedangkan siswa kelas X dan XI tetap KBM (kegiatan belaja mengajar) seperti biasa.”

Dia mengaku berterima kasih atas informasi petugas razia sehingga pihak sekolah bisa memberikan pembinaan. Guru SMPN 3 Nguter, Bambang Sugiri mendukung razia pelajar yang dilakukan satpol PP. Mantan Kepala SMPN di Mojolaban ini berharap razia dilakukan rutin agar para pelajar tidak keluyuran ataupun nongkrong yang tak bermanfaat bagi diri pelajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya