SOLOPOS.COM - Anggota kepolisian bersenjata berjaga di depan Ruang Forensik setelah ambulans membawa dua jenazah terduga teroris yang ditembak mati di Rumah Sakit Bhayangkara Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (15/3/2016) lalu. Keduanya diduga anggota komplotan Santoso dan tewas tertembak mati setelah kontak senjata dengan aparat gabungan TNI-Polri di Pegunungan Talabosa, Lore Utara, Poso. (JIBI/Solopos/Antara/Basri Marzuki)

Anak buah Santoso diduga tewas dengan posisi tubuh terkubur, namun kakinya terlihat.

Solopos.com, JAKARTA — Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengungkapkan anggotanya telah menemukan satu orang jenazah yang diduga kuat anggota kelompok teroris Santoso. Jenazah tersebut ditemukan berdasarkan laporan masyarakat di kawasan Pegunungan Uwe Mayea, Poso, Sulawesi Tengah.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Rudy yang juga bertanggung jawab dalam Operasi Tinombala menjelaskan bahwa jenazah itu diduga adalah korban baku tembak antara polisi dengan kelompok teroris Santoso pada 15 Mei 2016 lalu. “Masyarakat menemukan satu jenazah dengan kaki yang belum terkubur. Badan terkubur semua, tapi kaki kelihatan,” katanya kepada awak media di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (25/5/2016).

Berdasarkan identifikasi jenazah, Rudy menduga dia adalah satu anggota kelompok teroris Santoso, yakni Sucipto. Sebab, jenazah tersebut memiliki ciri serupa dengan Sucipto, yakni memiliki tahi lalat di bawah mata kanan.

Sebelumnya, polisi juga menemukan dua jenazah lain anggota kelompok teroris santoso. Dua jenazah itu sudah diidentifikasi bernama Taufik dan Aco Malino alias Ikrima. “Tapi kita tetap cek DNA lagi karena memastikan bahwa memang betul adalah dia. Itulah kepastian hukum yang harus kita lakukan.”

Adapun baku tembak tersebut adalah upaya kepolisian berkerja sama dengan TNI menangkap kelompok teroris Santoso dalam Operasi Tinombala. Operasi Tinombala sendiri telah dimulai sejak 10 januari 2016. Awalnya operasi perburuan teroris ini hanya akan berlangsung selama 60 hari. Namun karena belum juga menumpas kelompok Santoso, operasi ini terus dilanjutkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya