SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SRAGEN — Sebanyak 400 ekor itik di Dukuh Wareg, Desa Pelemgadung, Kecamatan Karangmalang mati secara beruntun sejak Jumat (15/2/2013), pekan lalu. Ratusan itik tersebut diduga tertular virus avian influenza (AI/ flu burung) dari Dukuh Gumantar dan Dukuh Karangtanjung.

Ditemui wartawan di rumahnya, Kamis (21/2/2013), pemilik 400 ekor itik, Joko Wiyoto, 46, mengatakan itik yang mati berusia dua bulan. Sebelum mulai mati secara beruntun, dia masih menggembalakan itik ke area sawah di Dukuh Bantar, Kamis (14/2/2013) sore.
Jumat pagi, warga RT 010 ini menemukan puluhan itiknya tergeletak mati di kandang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Tiga hari pertama, kematian itik mencapai 60 ekor-70 ekor per hari. Hari berikutnya, hingga Kamis pagi ini, belasan hingga puluhan itik mati. Sebelum mati, mata itik berwarna putih, badannya gemetar, sulit berjalan dan mengalami kejang-kejang, ” katanya.

Saat ini, jumlah itik sehat yang masih dimiliki Joko tinggal 100 ekor dan sudah dikandangkan terpisah dengan itik terjangkit virus AI. Dia pun telah menyemprotkan cairan disinfektan untuk mencegah penularan virus ke itik sehat. Joko menduga, ternaknya tertular virus AI dari Dukuh Gumantar dan Dukuh Karangtanjung. Halaman belakang rumah tempat dia memelihara itik dan area sawah tempat menggembala itik merupakan daerah aliran Kali Bantar yang pernah digunakan untuk membuang itik mati dari Dukuh Karangtanjung.

Jika seluruh ternak itiknya mati, Joko memperkirakan kerugian yang dialami sebesar Rp9 juta. Dia menambahkan, bibit ternak itik miliknya berasal dari Kabupaten Sukoharjo.

“Saya tidak beli langsung ke Sukoharjo, hanya mendapat kiriman dari pemasok bibit ternak itik,” tuturnya.

Kepala Seksi Pengamatan Hewan Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen, Umi Wiratri, beserta staf Bidang Keswan lain meninjau lokasi kematian itik. Pada kesempatan itu, Disnakkan memberikan cairan disinfektan, masker dan sarung tangan untuk merawat itik. Peninjauan lokasi tidak disertai pengambilan sampel itik mati. Menurut Umi, hal itu disebabkan Dukuh Wareg tergolong daerah tertular virus AI dari dua dukuh sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya