SOLOPOS.COM - Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, JAKARTA  — Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada akhir perdagangan Selasa (4/10/2022) ke Rp15.247,5 per dolar AS.

Mengutip Bisnis dari data Bloomberg, rupiah menguat 55 poin atau 0,36 persen ke Rp15.247,5 per dolar AS.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Sedangkan, indeks dolar AS melemah 0,5 persen ke 111,18. Bersama dengan rupiah, sejumlah mata uang lainnya di Asia juga menguat seperti dolar Singapura menguat 0,16 persen, dolar Taiwan menguat 0,49 persen, won Korea Selatan menguat 1,09 persen, dan peso Filipina menguat 0,52 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dalam perdagangan sore ini rupiah menguat disebabkan data eksternal yang kuat terutama pajak untuk pengusaha yang disahkan Parlemen Inggris ini menandakan bahwa reformasi terjadi besar-besaran di Inggris.

“Ini terjadi walaupun PDB Inggris pada kuartal III/2022 tidak terjadi kontraksi di 0,2 persen, artinya Inggris dalam kondisi aman walaupun inflasinya 10 persen,” kata Ibrahim dalam keterangan resmi, Selasa (4/10/2022).

Baca Juga: Awal Pekan IHSG Diperkirakan Menguat, Cek Saham-Saham Ini

Selain itu, ada pula anggapan Bank of England (BoE) masih akan menaikkan suku bunga. Eropa juga mencatatkan inflasi 10 persen, ini mengindikasikan Bank sentral Eropa kemungkinan besar akan melakukan pengetatan secara agresif, dan membuat indeks dolar AS melemah.

Secara internal, tentang inflasi dalam negeri yang tidak sesuai ekspektasi ekonom di 1,2 persen tapi nyatanya hanya 1,17 persen. Ini mengindikasikan bahwa pemerintah dan bank Indonesia bekerja sama bahu membahu dalam strategi ekonomi untuk menangani kenaikan inflasi.

“Ini yang membuat rupiah kembali mengalami penguatan,” imbuhnya. Namun, Ibrahim memprediksikan bisa saja besok rupiah mengalami pelemahan yang cukup signifikan bisa 50-60bps. Artinya, rupiah bisa melemah ke arah Rp15.300-Rp15.310 per dolar AS.

“Ini harus diperhatikan bahwa efek dari Inggris hanya sementara dan kemungkinan indeks dolar AS masih akan menguat karena The Fed juga akan melanjutkan pertemuan membahas kenaikan suku bunga 75 bps, dan inflasi Amerika per September 8,5 persen yang akan membuat dolar kembali ke 116,” tambahnya.

Baca Juga: Emak Boyolali Panen Cuan dari Hasil Urban Farming

Sebelumnya, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (4/10/2022) pagi, menguat dibayangi meningkatnya laju inflasi di dalam negeri.

Rupiah pagi ini menguat 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp15.288 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.303 per dolar AS.

“Sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah adalah mulai melandainya nilai dolar AS. USD Index saat ini berada di kisaran 111, setelah sebelumnya mencapai nilai 114,” kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama saat dihubungi di Jakarta, Selasa (4/10/2022) seperti dilansir Antara.

Selain itu, lanjut Revandra, penguatan bursa saham Wall Street juga memberikan tekanan kepada dolar AS, sehingga rupiah bisa sedikit menguat.

Meskipun begitu, Revandra menilai pelaku pasar tetap harus mencermati kondisi lokal. Inflasi Indonesia pada September 2022 yang diumumkan kemarin mencapai 5,95 persen (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya