SOLOPOS.COM - Seorang warga berjalan melewati tanda informasi di tengah wabah penyakit Covid-19 di Bolton, Inggris, Senin (17/5/2021). (Antara-Reuters)

Solopos.com, JAKARTA — Virus corona varian Delta yang kali pertama diidentifikasi di India kini menjadi penyebab hampir semua kasus Covid-19 di Inggris. Demikian disampaikan Public Health England atau PHE, Jumat (18/6/2021).

"Data terbaru menunjukkan bahwa 99% kasus yang diperiksa urutan dan genotipenya di seluruh negeri adalah varian Delta," kata PHE.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sekitar 33.630 kasus Covid-19 varian Delta, menurut PHE, tercatat pada pekan lalu. Varian Delta dianggap 65% lebih menular di rumah tangga dibandingkan varian Alpha, yang sebelumnya mendominasi kasus penularan virus corona di Inggris.

Baca Juga: Jepang Segera Luncurkan Paspor Vaksin, Apa Itu?

Ekspedisi Mudik 2024

Peningkatan kasus varian Delta Covid-19 Inggris, papar badan eksekutif kesehatan itu, sebagian besar dilaporkan di kelompok usia yang lebih muda. Banyak di antara para pasien itu tidak divaksinasi atau baru saja menerima dosis pertama vaksin virus corona mereka.

Kepala Eksekutif Badan Keamanan Kesehatan Inggris Jenny Harries mengatakan "menggembirakan" bahwa angka rawat inap dan kematian tidak meningkat secepat peningkatan kasus, namun para ahli akan "terus memantaunya dengan saksama."

Laporan 24 Jam

Inggris melaporkan 11.007 kasus baru Covid-19 dalam kurun waktu 24 jam. Dengan demikian, menurut angka resmi yang dirilis Kamis, total kasus virus corona di negara itu menjadi 4.600.623.

Data baru yang dipublikasikan oleh PHE pada pekan ini menunjukkan vaksin Astra Zeneca 92% efektif mencegah rawat inap akibat varian Delta setelah pemberian dua dosis, sementara vaksin Pfizer 96% efektif mencegah rawat inap setelah dua dosis. Di sisi lain, Ilmuwan mengatakan Inggris mengalami gelombang mini pandemi Covid-19 telah melanda Inggris setelah dari 80% kota besar dan kecil di negara ini melaporkan peningkatan kasus yang tajam.

Baca Juga: Waspada, Ini Gejala Lain Covid-19 Varian Delta

Dilansir dari The Sun, lonjakan ini terjadi setelah ahli mengatakan mayoritas kalangan anak muda banyak terkonfirmasi Covid-19. Di sisi lain, peningkatan infeksi turun dari 89% menjadi 53% dalam beberapa hari terakhir pada orang yang telah mendapatkan vaksin penuh dan sebagian.

Tim Spector, ilmuwan utama pada aplikasi studi Zoe Covid dan profesor epidemiologi genetik di King's mengatakan bahwa kasus akan memuncak dalam dua minggu ke depan sebelum kembali melandai. “Ini adalah minggu yang jauh lebih baik daripada minggu lalu. Laju kenaikan di Skotlandia dan Inggris bagian Barat Laut masih naik tetapi ada tanda-tanda menurun. London sepertinya mulai melambat,” ujar Spector.

Gelombang kesakitan ini diprediksi mencapai puncaknya sekitar 10 hari hingga 14 hari.  “Jika kita melihat bagaimana gelombang masa lalu datang dan pergi, saya memprediksi bahwa gelombang ini akan mencapai puncaknya sekitar 10 hingga 14 hari dan kemudian mulai turun,” pungkasnya.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya