SOLOPOS.COM - Artis Shahnaz Haque membawakan busana kebaya dalam Pagelaran Busana 'Kebaja Saja' di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Pasar Baru, Jakarta, Selasa (30/8/2022). Sebanyak 17 perempuan lintas profesi membawakan kebaya tersebut dalam rangka menyemarakkan peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia serta memberikan dukungan terhadap gerakan kampanye Kebaya Goes To UNESCO, yaitu gerakan menyuarakan agar kebaya ditetapkan sebagai warisan dunia budaya tak benda dari Indonesia. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/YU

Solopos.com, SOLO — Asal usul kebaya menjadi salah satu pertanyaan yang belakangan ini ramai menjadi perbincangan masyarakat. Hal ini dikarenakan ada beberapa negara yang mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO.

Adapun negara tersebut adalah Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand. Sementara itu, Indonesia sendiri tidak ikut dalam rombongan empat negara tersebut untuk mendaftarkan kebaya ke UNESCO.

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Bahkan, empat negara tersebut telah melakukan pertemuan khusus untuk mengajukan kebaya sebagai warisan budaya ke UNESCO.

Terkait ramainya beberapa negara mendaftarkan kebaya ke UNESCO, banyak masyarakat yang penasaran dengan asal usul pakaian perempuan tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Hukum Mencabut Uban atau Rambut Putih dalam Islam

Menurut informasi yang di situs resmi Universitas Medan Area, pada zaman dahulu, kebaya hanya dikenakan golongan keluarga pemerintah di Pulau Jawa sebelum 1600. Saat zaman penjajahan Belanda, perempuan Eropa juga mengenakan kebaya sebagai pakaian resmi.

Tak hanya Indonesia, pakaian tradisional kebaya juga dikenal di Malaysia yang terbuat dari kain kasa yang dipadupadankan dengan kain sarung, batik, atau kain tradisional lainnya.

Baca Juga: Ini 6 Penyebab Munculnya Rambut Putih, Termasuk Banyak Pikiran

Menurut Universitas Medan Area, kebaya dipercaya berasal dari Arab. Orang Arab membawa baju kebaya, yang dikenal sebagai abaya ke Tanah Air sejak ratusan tahun yang lalu. Kemudian, mulai dikenali hingga ke Melaka, Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi.

Denys Lombard dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya (1996), kebaya berasal dari bahasa Arab ‘Kaba’ yang berarti ‘pakaian’ dan diperkenalkan lewat bahasa Portugis ketika mereka mendarat di Asia Tenggara. Kata kebaya memiliki arti sebagai jenis pakaian (atasan/blus) pertama yang dipakai perempuan Indonesia pada kurun waktu abad ke-15 atau ke-16 Masehi.

Baca Juga: Cara Bikin Stiker WhatsApp di HP, Gampang dan Enggak Pakai Ribet!

Setelah berlakunya asimilasi budaya yang berlangsung selama ratusan tahun, pakaian itu diterima oleh penduduk setempat. Berdasarkan cerita asal usulnya, kebaya juga mirip dengan pakaian “nyonya kebaya” yang diciptakan pertama kali oleh peranakan dari Malaka. Mereka mengenakannya dengan sarung dan kasut cantik bermanik-manik yang disebut “kasut manek”.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya