SOLOPOS.COM - Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022) terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.(Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Irjen Pol Nico Afinta dicopot dari jabatannya sebagai Kapolda Jawa Timur, tak lama setelah terjadi tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 suporter Arema FC pada 1 Oktober 2022 lalu.

Di awal terjadinya kasus tersebut, Nico Afinta yang disebut-sebut terlibat dalam Konsorsium 303 sempat menyampaikan pendapatnya tentang tragedi Kanjuruhan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Nico menyebut, gas air mata yang ditembakkan ke arah suporter Arema FC telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Menurutnya, penggunaan gas air menjadi salah satu langkah untuk mengurai massa yang mulai bertindak anarkis.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Teddy Minahasa Gantikan Nico Afinta, Eks Karopenmas Jabat Kapolda Sumbar

“Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas. Mereka kekurangan oksigen,” ujar Nico dalam keterangan resminya, Minggu (2/10/2022).

Pernyataannya tersebut kemudian ditentang berbagai pihak. Nama Nico Afinta lantas menjadi sorotan publik.
Anggota DPR Fadli Zon, misalnya, sempat berpendapat bahwa Kapolda Jatim Nico Afinta sebaiknya diganti akibat tragedi Stadion Kanjuruhan.

Fadli menuturkan bahwa Kapolda Jatim harus bertanggung jawab atas. Apalagi, lanjutnya, banyak masyarakat yang sudah meminta Nico Afinta dicopot.

Baca Juga: Pernah Jabat Kapolres Malang, Ini Profil Kapolda Jatim Irjen Teddy Minahasa

“Harusnya ada yang bertanggung jawab ya. Kalau saya lihat sih harusnya Kapolda juga diganti saja, kan itu aspirasi masyarakat juga jadi harus sensitiflah melihat begitu,” ujar Fadli saat ditemui di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (5/10/2022).

Dia mengatakan, kalau kejadian seperti tragedi Kanjuruhan ada di luar negeri, pasti pejabat yang punya tanggung jawab akan mundur.

Fadli mencontohkan kasus penembakan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Baca Juga: Ferdy Sambo Mulai Disidang Senin Pekan Depan, Ini Daftar Majelis Hakimnya

“Sebenarnya kalau di luar negeri itu bukan dicopot ya, mundur. Jadi revolusi mentalnya tuh jalan, mereka mengundurkan diri. Baik itu kapolres, kapolda ya. Kejadian Shinzo Abe ya, bukan hanya mundur, bahkan ada yang bunuh diri. Ya karena gagal,” jelasnya.

Terbaru, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memutasi Nico Afinta dari Kapolda Jatim menjadi menjadi Staf Ahli Kapolri Bidang Sosial Budaya (Sahlisosbud Kapolri).

Mutasi ini terungkap dalam surat telegram atau TR terkait dengan pemutasian perwira tinggi (Pati).

Baca Juga: Febri Diansyah: Ayo Kawal Persidangan Ferdy Sambo demi Keadilan

Bukan kali pertama Nico Afinta mendapatkan sorotan dari publik. Sebelumnya, Nico disebut-sebut menjadi salah satu pihak yang ikut membantu tersangka pembunuhan Brigadir J Ferdy Sambo, menyebarkan informasi palsu terkait pembunuhan Brigadir J.

Nico diduga terlibat setelah dirinya bertemu dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran serta Kapolda Sumatera Utara Irjan R. Z. Panca Putra Simanjuntak.

Nico kemudian berbagi tugas dengan kedua rekannya tersebut untuk menyebarkan informasi palsu tentang tragedi tembak menembak dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Pernyataan Kontroversial Irjen Nico Afinta di Awal Tragedi Kanjuruhan”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya