SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Anggota DPR, Nova Riyanti Yusuf, mengaku keberatan dengan keputusan Fraksi Partai Demokrat terkait pencopotannya dari jabatan Pimpinan Komisi IX menjelang Pilpres 2014. Dia menilai mekanisme pergantian tersebut sangat tidak lazim, karena dilakukan tanpa ada pemberitahuan terlebih dulu kepada pihak yang bersangkutan.

“Hal seperti ini kalau dibiarkan bisa jadi preseden buruk, sehingga hari Selasa (24/6/2014) nanti saya akan melaporkannya ke BK DPR,” kata Nova kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (20/6/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurutnya, berdasarkan SK yang diterimanya Fraksi Partai Demokrat (FPD) disebutkan bahwa alasan pergantiannya adalah karena Komisi IX di bawah kepemimpinannya telah membuat keputusan yang tidak sesuai dengan arahan fraksi.

Nova menyebut alasan pencopotannya itu hanya mengada-ada dan tidak masuk akal. Dia mengaku selama ini telah menjalankan amanat dan perintah FPD dengan baik, dan berkomitmen untuk menggolkan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang selama ini dibahas di Komisi IX.

Bahkan, ketika Anggota DPR lainnya tengah sibuk dengan kegiatan pilpres, Nova mengaku tetap berada di DPR untuk menjalankan rapat demi mengejar target menggolkan RUU Kesehatan Jiwa dan RUU Keperawatan.

“Kalau alasannya karena kinerja, saya merasa sudah bekerja dengan baik, jadi apa yang dipermasalahkan dari kinerja saya, seharusnya juga tidak ada alasan penyegaran, karena ini DPR bukan supermarket,” ujarnya.

Nova sendiri juga mengaku tidak mengetahui apakah motif pencopotannya ada kaitannya dengan isu politik. Apalagi, ketika sebagian besar Anggota DPR Fraksi Partai Demokrat mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa beberapa waktu lalu, dia malah menolak untuk menghadiri undangan deklarasi tersebut.

Dia menuturkan bahwa ketika Fraksi Partai Demokrat beramai-ramai mendeklarasikan dukungan ke Prabowo-Hatta. Dia telah berkomunikasi dengan Sekretaris Fraksi Teuku Rifky Harsya untuk menyampaikan kalau dia tidak akan mengikuti acara deklarasi tersebut karena ingin fokus bekerja menyelesaikan tugas sebagai legislator.

“Lagi pula saya merasa tidak ada urgensinya untuk ikut deklarasi dukungan ke salah satu capres, karena saya juga sudah tidak terpilih untuk periode jabatan selanjutnya, tetapi saya juga tidak pernah menyatakan mendukung Jokowi-JK,” jelasnya.

Meskipun demikian, dia mengaku memiliki kedekatan dengan cawapres Jusuf Kalla. Namun, kedekatan itu hanya sebatas urusan pekerjaan di bidang kemanusiaan. “Pak JK kan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI), sedangkan saya penasehat internasional di Komite Palang Merah Internasional (ICRC), jadi setiap setahun sekali saya selalu melaporkan hasil pertemuan dengan ICRC kepada Pak JK,” ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, Nurhayati Ali Assegaf, menyatakan bahwa posisi pimpinan Komisi IX mengalami pergantian dengan alasan untuk penyegaran biasa.

Dia mengungkapkan bahwa posisi Nova akan digantikan oleh Dinajani Mahdi yang sebelumnya menjabat sebagai Anggota Komisi IX. Meskipun telah dicopot dari posisinya sebagai ketua, Nurhayati memastikan bahwa Nova akan tetap menjalankan tugasnya sebagai anggota Komisi IX DPR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya