SOLOPOS.COM - Ilustrasi wayang kulit. (Antara)

Solopos.com, DEMAK — Pernyataan Ustaz Khalid Basalamah yang menyebut wayang haram dan harus dimusnahkan menuai kontroversi. Ucapan itu beredar dalam potongan video viral di media sosial.

Belakangan diketahui, video tersebut rekaman lama yang baru dipermasalahkan saat ini. Banyak kecaman yang dialamatkan kepada sang dai atas pernyataan tersebut. Bahkan perbincangan tentang wayang dan Sunan kalijaga pun menempati trending topic Twitter Indonesia pada Selasa (15/2/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan catatan sejarah, wayang yang kini disebut haram pernah menjadi media dakwah Wali Songo di tanah Jawa. Sri Mulyati dalam buku Tasawuf Nusantara: Rangkaian Mutiara Sufi Terkemuka, sebagaimana dikutip Solopos.com, Selasa (15/2/2022), menjelaskan Sunan Kalijaga konon adalah pencipta wayang kulit dan pengarang kisah pewayangan berjiwa Islam.

Baca juga: PDIP Jawa Barat Kritik Keras Ustaz Khalid Basalamah Soal Wayang

Sunan Kalijaga memanfaatkan wayang sebagai strategi dakwah di kawasan Jawa Tengah. Jika diperhatikan dengan seksama, ada sejumlah perbedaan bentuk wayang asli dari Jawa dan modifikasi Sunan Kalijaga.

Awalnya, wayang berupa gambar di kertas dengan wujud manusia. Namun karena bentuk wayang manusia haram menurut Sunan Giri, Sunan Kalijaga pun mengubah tampilannya.

Baca juga: Asal-Usul Semar, Nenek Moyang Orang Jawa

Wayang Kulit

Hasil rombakan wayang tersebut kini dikenal dengan nama wayang kulit. Gambar yang ditampilkan adalah karikatur, bukan wujud manusia asli.

Adapun tokoh pewayangan fenomenal yang diciptakan Sunan Kalijaga bersama gurunya, Sunan Bonang, dan Sunan Giri adalah Punakawan. Wayang itu terdiri dari empat tokoh, yaitu Semar, Petruk, Gareng, dan Bagong.

Aron B Laki dalam artikel jurnal bertajuk Peran Sunan Kalijaga terhadap Bentuk Wayang Kulit Jawa yang diterbitkan di Jurnal Kajian Seni (2021) membedah budaya pewayangan dan keterkaitannya dengan sosok Sunan Kalijaga.

Dalam artikel itu dijelaskan bahwa Sunan Kalijaga menggelar pementasan wayang dalam upacara pembukaan Masjid Agung Demak. Awalnya, Sunan Giri menentang ide tersebut karena pada saat itu wayang berwujud gambar manusia di atas kertas yang dinilai haram.

Baca juga: Video Lawas Ustaz Khalid Basalamah Singgung Wayang Viral, Ini Isinya

Sunan Kalijaga pun memodifikasi bentuk wayang seperti yang masih dilestarikan sampai sekarang. Perubahan wayang kulit ini diyakini menjadi tonggak awal benda yang awalnya haram diperbolehkan dalam Islam.

Kemungkinan besar bentuk wayang yang aneh tersebut sengaja dibuat oleh Sunan Kalijaga untuk memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat Jawa yang kala itu masih memeluk agama Hindu dan Budha.

Cara itu terbukti menarik masyarakat Jawa yang masih mengenal animisme dan dinamisme untuk mengenal Islam. Tata cara yang humanis itulah yang menjadi kunci keberhasilan dakwah Sunan Kalijaga di tanah Jawa.

Baca juga: Museum Wayang Indonesia Wonogiri Inventarisasi Koleksi

Sunan Kalijaga & Wayang

Apalagi penambahan cerita-cerita wayang yang mengandung nilai Islam. Hifni Nasif dan May Putri Wilujeng dalam artikel jurnal bertajuk Wayang as Da’wah Medium of Islam according to Sunan Kalijaga memberikan gambaran cerita-cerita wayang Islami yang dikembangkan Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga menggambarkan tokoh Pandawa yang berjumlah lima menjadi lambang rukun Islam. Demikian juga dengan tokoh Punakawan sebagai representasi kehidupan manusia dengan nilai-nilai islami.

Keterkaitan antara wayang dengan dakwah Islam para Wali Songo itu sampai saat ini diyakini masyarakat. Jadi, tak heran jika pernyataan yang menyebut wayang sebagai sesuatu yang haram menuai kontroversi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya