Solopos.com, SOLO — Untuk melakukan program hamil (promil) dengan akupuntur, diperlukan hal-hal pendukung. Terutama hal-hal yang berkaitan dengan pola hidup sehat, seperti diet dan olahraga.
Pada Health Talk Rumah Sakit (RS) JIH Solo dengan judul Program Hamil dengan Akupunkur, Yuk Kenali Prosedur dan Manfaatnya, yang disiarkan di Youtube RS JIH Solo belum lama ini, Dokter Spesialis Akupuntur RS JIH Solo, dr. Dwi Surya, Sp.Ak.,M.Kes., menyebutkan diet dan olahraga menjadi hal yang sangat penting.
“Prinsip saya dalam akupuntur adalah DOA, dan saya selalu sampaikan kepada pasien. Doa kepada tuhan itu jelas, tapi yang saya maksud DOA adalah Diet, Olahraga, Akupuntur,” kata dia.
Dia menjelsakan akupuntur adalah selfhealing. Untuk obat yang dibutuhkan semua dari dokter obsgyn. Sedangkan akupuntur sifatnya hanya memancing mekanisme dalam tubuh saja.
“Kalau ditanya waktu yang dibutuhkan, kalau alami ya sekitar 3-6 bulan, namun tidak menyingkirkan D dan O. Namun yang paling penting itu D dan O, kemudian baru akupuntur,” kata dia. Namun catatan waktu yang dibutuhkan akupuntur untuk promil tersebut dengan catatan tidak ada persoalan anatomi.
Dokter Spesialis Obsgyn RS JIH Solo, dr. Kautsar Osa Heridho, Sp.OG.,M.Kes., menyampaikan pasangan yang merencanakan kehamilan, sebelumnya perlu menjalani pemeriksaan sebelum menikah. Hal itu diperlukan untuk memastikan kondisi Kesehatan pasangan, termasuk mengenai kondisi Kesehatan reproduksinya.
Jika pada perjalannya setelah nanti pasangan tersebut belum juga mendapatkan momongan dalam jangka waktu satu tahun, juga perlu dilakukan pemerinsaan.
“Untuk psangan suami istri yang telah menikah satu tahun dan sudah berhubungan rutin tanpa kontrasepsi, tapi belum terjadi pembuahan, atau kehamilan tapi keguguran, itu dinamakan pasangan infertile [tidak subur]. Batasnya satu tahun. Sebaiknya segera periksa ke dokter spesialis,” kata dia.
Untuk pemeriksaan tersebut juga tidak bisa hanya dilakukan pada pihak perempuan saja, namun termasuk pihak laki-laki. Sebab gangguannya bukan hanya bisa terjadi pada perempuan, namun bisa juga terjadi pada laki-laki.
