SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengaku di-bully karena rencananya menghadirkan rektor asing untuk memimpin perguruan tinggi di Indonesia. Dia berharap tidak ada yang membenci karena menurutnya rencana itu untuk meningkatkan peringkat perguruan tinggi Indonesia di dunia.

“Kepada seluruh rakyat Indonesia masalah rektor asing,  guru besar atau dosen asing itu di semua negara menjadi hal yang biasa bukan hal aneh dan ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita supaya ada kompetisi, daya saing. Kalau kita tidak mengkompetisikan diri di tingkat dunia mana mungkin kita akan menjadi perguruan tinggi kelas dunia,” kata Menteri Nasir kepada wartawan di Gedung Ristekdikti, Jakarta, Jumat (2/7/2019).

Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024

Menteri Nasir menuturkan akan membicarakan rencana mendatangkan rektor dari luar negeri itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Ekspedisi Mudik 2024

“Dengan DPR kita bicarakan, pro dan kontra itu hal yang biasa, yang penting kalau kontra jangan terlalu membenci, kalau yang namanya kontra mari kita ajak bicara berilah kesempatan pemerintah untuk melakukan hal ini, jangan kontra langsung membenci, semua ditutup itu namanya tidak kooperatif, yang namanya koperatif itu bagaimana berilah kesempatan ini bisa jalan,” ujarnya.

Dia menuturkan ide mendatangkan rektor asing sudah ada sejak 2016 namun menuai pro kontra. Pada 2019, rencana itu mendapat persetujuan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Saya bicara ini sudah 2016 tapi karena mereka mem-bully [merundung] saya habis-habisan ya saya setop [hentikan] dulu lah, wah ini perlu di-challenge [ditantang] kembali nih, saya lebih keras lagi,” ujarnya.

Dia optimistis rencana itu akan dilakukan, namun memang perlu perbaikan regulasi untuk mendukung rencana tersebut. “Saya yakin ini adalah jalan keluar terbaik untuk negara, jalan terbaik untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, saya hanya ingin Indonesia punya perguruan tinggi yang masuk 200 besar dunia,” tuturnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mempertanyakan konsep Menristekdikti Mohamad Nasir yang mewacanakan mengundang ahli asing menjadi rektor di perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia agar menjadi berkelas dunia.

“Menteri Ristekdiktinya yang harus kita tanya, apa konsepnya,” kata Fahri Hamzah, menjawab pertanyaan pers, di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Rabu (31/7/2019).

Fahri Hamzah mengatakan hal itu menjawab pertanyaan soal wacana dari Kemenristekdikti yang akan mengundang ahli asing untuk menjadi rektor di PTN dengan alasan agar PTN di Indonesia bisa berkelas dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya