SOLOPOS.COM - Warga melintasi Jembatan Gantung Tempursari di Desa Karanganyar, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, yang salah satu konstruksinya disusun dari bahan bekas rel kereta api, Kamis (7/1/2021). (Moh. Khodiq Duhri/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Selain memiliki enam jembatan gantung yang dikelola Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), ternyata masih ada satu lagi jembatan gantung yang instagramable di Bumi Sukowati. Jembatan gantung tersebut berlokasi di perbatasan Dukuh Tempursari, Desa Karanganyar dengan Dukuh Bero, Desa Bedoro di Kecamatan Sambungmacan.

PSBB Hanya Batasi Kerumunan, Warga Solo Diminta Tak Usah Khawatir

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Bila enam jembatan gantung lainnya berstatus milik Pemkab Sragen, jembatan gantung yang dibangun pada era 1990-an itu berstatus milik Pemdes Karanganyar. Ini karena pembangunan jembatan gantung itu diprakarsai oleh Joko Widodo, 69, kala masih menjabat sebagai Kades Karanganyar.

Pantauan Solopos.com di lokasi, Kamis (7/1/2021), cukup banyak pengguna jalan khususnya pejalan kaki, pengayuh sepeda angin dan pengendara sepeda motor yang melintasi jembatan gantung Tempursari. Jembatan gantung itu memiliki lebar sekitar 1,5 meter dan panjang sekitar 30 meter.

Jembatan gantung itu melintang di atas Sungai Kenatan. Bagian lantai jembatan terbuat dari papan kayu. Beberapa papan kayu tampak berlubang karena sudah keropos. Terdengar suara gaduh karena lantai kayu berbenturan dengan roda sepeda motor.

Waduh, Ruang Isolasi Covid-19 RS Kota Solo Tinggal Tersisa 174 Bed

“Setiap hari, banyak sekali warga yang melintasi jembatan gantung itu. Ratusan warga hilir mudik melintasi jembatan gantung itu. Manfaat dari jembatan gantung itu sangat besar sekali. Sayang, dalam tiga tahun terakhir minim sekali ada perawatan,” ujar Samin, 57, warga setempat.

Perawatan Rutin

Salah satu komponen yang harus rutin diganti adalah lantai jembatan yang terbuat dari papan kayu. Biasanya, perbaikan dilakukan oleh warga sekitar secara swadaya. Karena keterbatasan dana, perbaikan lantai jembatan Tempursari biasanya dilakukan secara parsial. “Kalau lantai kayu diganti semua tentu butuh biaya besar. Perbaikan selama ini ya hanya pada bagian kayu yang rusak,” paparnya.

Siapa sangka, kerangka jembatan gantung tersebut terbuat dari bekas besi baja rel kereta api. Rel itu diambil oleh Joko Widodo saat masih bekerja di Pabrik Gula (PG) Mojo. Karena itulah, kerangka jembatan gantung itu masih terlihat kokoh meski sudah berusia sekitar 30 tahun.

Karangan Bunga Sadis Gegerkan Pesta Nikah Warga Masaran Sragen, Begini Ceritanya

“Dulu sebetulnya sudah saya usulkan agar jembatan gantung itu dikelola Pemkab Sragen. Namun, hingga saya lengser [dari jabatan kades], pelimpahan aset jembatan gantung itu belum terwujud. Sampai sekarang, status jembatan gantung itu masih milik desa sehingga segala perawatannya menjadi kewenangan desa,” ucap Joko Widodo kala ditemui di kediamannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya