SOLOPOS.COM - Ketua Bappilu DPD PKS Solo, Sugeng Riyanto. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengeluarkan program yang membolehkan kader poligami. Jajaran pengurus partai itu beralasan program tersebut untuk membantu para janda dan anak yatim dari kalangan internal partai.

Ketua Majelis Pertimbangan Daerah (MPD) PKS Solo, Sugeng Riyanto, saat dimintai tanggapan Solopos.com, menilai implementasi dari program tersebut kembali kepada masing-masing kader, apakah akan menjalankannya atau tidak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wakil Ketua DPRD Solo itu memaknai program tersebut sebagai bentuk kepedulian PKS terhadap persoalan yang muncul akibat pandemi Covid-19. Sebab menurutnya banyak kader dan simpatisan PKS yang menjadi janda, yatim, dan duda.

Baca Juga: Kader PKS Boleh Poligami, Tapi Bukan Sama Perawan Ya…

“Lantas DPP dalam hal ini membuat kebijakan berorientasi kepada lini struktur bagaimana membuat upaya support para kader mulai pendataan sampai ekonomi. Lalu untuk kader ada unit pembinaan anggota,” terangnya, Kamis (30/9/2021).

Melalui program pembinaan anggota itu lah, menurut politikus PKS Solo itu, para kader yang sudah mampu diharapkan bisa poligami. Namun menurutnya poligami kader PKS diprioritaskan kepada para janda dari kalangan kader partai.

“Dilihat dari latar belakang dan kontekstual kekinian, problem yang harus diselesaikan internal dulu. PKS bertanggung jawab menyelesaikan problem kader. Secara internal ada tanggung jawab itu. Jadi internal dulu, baru merambah luar,” katanya.

Baca Juga: 9 Bulan Setelah Pilkada Solo 2020, Apa Kabar Bagyo Penantang Gibran?

Perekrutan Kader Baru?

Disinggung jumlah kader perempuan PKS yang ditinggal suaminya karena Covid-19, Sugeng mengaku tidak hafal. Tapi ia mengakui ada beberapa. “Yang hafal Pak Daryono [Ketua DPD PKS Solo] dan jajarannya. Tapi ada beberapa,” imbuhnya.

Sugeng menegaskan PKS Solo tidak naif menjadikan program poligami sebagai upaya untuk merekrut kader baru. Sebab menurutnya ketika kader PKS menikahi janda yang bukan dari kader partai tidak serta merta bisa menjadi anggota PKS.

Baca Juga: Anjlok! Kasus Positif Covid-19 Aktif Solo Tinggal 67 Orang, 8 Dirawat

Justru Sugeng menilai yang terjadi bisa juga sebaliknya. “PKS enggak senaif itu lah. Ya nek kemudian menggandeng dari luar terus jadi PKS. Nek sebaliknya bagaimana? Kan bisa saja terjadi. Kita enggak mikir ke situ lah. Ini semata kemanusiaan,” terangnya.

Ditanya apakah ada penambahan kader PKS seiring diluncurkannya program boleh berpoligami, Sugeng mengaku belum tahu. Ia mengatakan sulit mengukur adanya pertambahan kader partai yang dikarenakan program poligami.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya