SOLOPOS.COM - Ilustrasi keris (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi keris. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

SOLO--Bendara Pangeran Harya (BPH) Hanantoseno, 64, sepupu Paku Buwono XIII, Hangabehi, menjadi korban pencurian, Senin (11/3/2013) siang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pencuri menyatroni rumah kerabat keraton di Jl Parang Klithik No 13, Perum Rakyat Kabangan RT 001/RW 005, Sondakan, Laweyan, Solo itu dan menggondol tujuh keris pusaka senilai lebih dari Rp350 juta.

Ekspedisi Mudik 2024

Hanantoseno didampingi istrinya, Koesindarti, 62, saat ditemui Solopos.com, Selasa (12/3/2013), menceritakan peristiwa itu kali pertama diketahui oleh Koesindarti. Sebelumnya, seperti biasanya Hanantoseno pergi ke Keraton Kasunana Surakarta Hadiningrat setiap pagi pukul 09.00 WIB. Kebetulan saat itu Koesindarti juga turut pergi.

Ia pergi ke rumah temannya hingga akhirnya ke Toko Buku Gramedia. Rumah  itu pun tak berpenghuni lantaran ditinggalkan pemiliknya. Kondisi itu lah yang dimanfaatkan pencuri untuk beraksi.

Saat Koesindarti pulang sekitar pukul 12.00 WIB, ia belum menyadari rumahnya telah diobok-obok pencuri. Pasalnya kondisi pintu utama dan garasi masih terkunci. “Baru setelah akan masuk ke kamar saya kaget karena pintu kamar telah terbuka. Ketika saya masuk kondisi kamar sangat berantakan. Isi almari juga diacak-acak. Perhiasan dan uang sudah tidak ada di tempatnya,” ungkap Koesindarti.

Sidik Jari

Lebih lanjut diuraikannya, setelah menyadari rumahnya dibobol maling, ia langsung menuju kamar lainnya untuk mengecek almari khusus tempat keris-keris pusaka. Betapa kagetnya dia, tujuh keris pusaka yang diklaim asli peninggalan kerajaan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat zaman dahulu senilai lebih dari Rp350 juta telah raib.

Tak lama Koes menginformasikannya kepada suaminya yang masih berada di keraton. Selanjutnya Hanantoseno melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Laweyan.

Pantauan Solopos.com, tampak ada bekas congkelan di jendela rumah sisi timur. Diduga kuat pencuri masuk rumah melalui jendela itu. Kondisi serupa juga terlihat di pintu samping barat. Pencuri diduga kabur melalui pintu tersebut. Almari keris tak tampak rusak. Pencuri dengan mudah mengambil keris karena menurut Hanantoseno pintu almari memang tak pernah dikunci.

Hanantoseno menduga pencuri telah menyurvei rumahnya sebelum beraksi. Dugaan itu muncul karena pencuri telah mengetahui rutinitasnya, yakni pergi ke keraton setiap pukul 09.00 WIB. “Kalau belum tahu rutinitas saya kemungkinan sangat kecil pencuri memilih beraksi pada pagi hari. Rasanya sangat gela  kehilangan keris-keris itu. Barang itu tak ternilai harganya,” ucap Hanantoseno.

Kapolsek Laweyan, Kompol Yuswanto Ardi, melalui Kasihumas, Ipda Sri Hartanti, saat dimintai konfirmasi Solopos.com melalui telepon, menjelaskan penyidik masih terus mendalami kasus itu. Kendati demikian pihaknya belum dapat memperkirakan jumlah pelaku. “Kami telah mendapatkan sidik jari yang diduga milik pelaku. Bukti itu masih diteliti dan hasilnya belum keluar,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya