Dibintangi Sophia Latjuba, Ini Bocoran Film "Mereka yang Tak Terlihat"

Inilah bocoran film terbaru yang dibintangi Sophia Latjuba, Mereka yang Tak Terlihat.

Solopos.com, SOLO – Tahun 2017 menjadi kebangkitan bagi industri film horor Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan antusiasme masyarakat yang antre di bioskop demi menonton film horor terbaru karya sineas Tanah Air.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Tak ayal, beberapa rumah produksi berlomba menyuguhkan film horor terbaik demi memenuhi keinginan penonton. Hampir setiap bulan ada film horor baru, seperti Mereka yang Tak Terlihat.

Film garapan rumah produksi Skylar Pictures yang dibintangi artis Sophia Latjuba ini siap menghantui bioskop Tanah Air pada 12 Oktober 2017 mendatang. Menjelang perilisan, rumah produksi menggoda penggemar dengan mengunggah video trailer di Youtube, Minggu (11/9/2017).

Video itu memperlihatkan Sophia Latjuba yang menjadi tokoh sentral. Pada bagian akhir video diperlihatkan empat anak kecil yang nekat bermain jelangkung.

Pada film ini, Sophia berperan sebagai ibu tunggal bernama Lidya. Ia tinggal bersama kedua putrinya, Saras (Estelle Linden) dan Laras (Bianca Astrid). Sejak kecil, Saras terlihat berbeda dibanding teman sebayanya. Sebagai anak indigo, ia bisa melihat makhluk gaib yang dianggap tak masuk akal oleh Lidya.

Ketidakpercayaan Lidya membuat hubungannya dengan Saras renggang. Saat berusia 17 tahun, Saras kesurupan hingga membuat sang ibu stres. Lidya lantas meminta bantuan kakaknya yang berprofesi sebagai psikolog untuk menyembuhkan anaknya.

Trailer Mereka yang Tak Terlihat ini mendapat beragam respons dari netizen. Beberapa dari mereka mengaku penasaran, sementara sebagian lainnya memberi kritik tentang alur ceritanya.

“Habis nonton Pengabdi Setan terus nonton film ini. Film horor Indonesia kembali ke jalur yang sebenarnya. Bla bla untuk kekurangan ini itu. Yang pasti film horor Indonesia sekarang jauh lebih berkualitas,” komentar Mufrodi Dian.

“Kurang serem nih trailer-nya. Semoga aja ada trailer kedua atau filmnya bakal lebih serem daripada ini,” sambung Yugik Heryanto.

“Bukan masalah seru atau enggaknya sebuah trailer. Walau memang trailer-nya kurang serem, tapi jalan ceritanya ngena bgt. Gk cuma sekadar nakut-nakuti atau apalah. Ada jalan cerita dan sebuah kisah di dalamnya. Keren sih, enggak sabar banget, patut dicontoh,” imbuh Ridset An.

“Horor bukan tentang serem gk-nya, tapi tentang kualitas bagaimana alur cerita yang nyata dan tidak berlebihan. Pandangan yang real dari dunia lain dan juga penempatan karakter yang sangat mudah diingat membuat film menjadi sangat bagus. Sukses untuk filmnya,” timpal Septino Wibowo.