SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo, Heru Indarjo saat ditemui di kawasan kantor Setda,Kamis (8/6/2023).(Solopos/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO —Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sukoharjo berencana meregrouping atau menggabungkan sejumlah sekolah dasar (SD) Negeri pada 2024 mendatang.

Tak hanya satu maupun dua sekolah Disdikbud berencana melakukan regrouping di 12 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo. Regrouping tersebut menyasar sekolah yang sulit berkembang agar menjelma menjadi sekolah unggulan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Disdikbud Kabupaten Sukoharjo Heru Indarjo pada Kamis (8/6/2023) mengatakan Disdikbud Sukoharjo tak hanya asal menggabungkan sekolah, tetapi juga akan menata mutu pendidikan di Sukoharjo. Regrouping tersebut akan menyasar ke belasan SD Negeri. Menurutnya saat ini Disdikbud tengah mematangkan rencana tersebut dengan melakukan kajian termasuk pemetaan sekolah yang akan di regrouping.

“Kami harus meneliti dulu. Karena tidak bisa serta-merta regruping. Harus berlandaskan peraturan bupati, assesmen kepala sekolah, termasuk sekolahnya,” kata Heru saat ditemui di kompleks kantor Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Sukoharjo, Kamis (8/6/2023).

Kebijakan tersebut menurutnya bukan tanpa alasan, sebab saat ini dampak dari bertambahnya jumlah guru yang memasuki masa purnatugas alias pensiun cukup banyak terjadi di Sukoharjo. Dalam kondisi lain sejumlah SD Negeri banyak mengalami kekurangan murid pada masa pendaftaran peserta didik baru.

Ia menyebut berdasarkan pemantauannya banyak SD Negeri yang memiliki jumlah total siswa tak lebih dari 30 anak dalam satu sekolah, jumlah tersebut berdasarkan data siswa dari kelas I-VI. Bahkan menurutnya dalam satu kelas ada yang hanya berjumlah dua siswa.

“Jumlah ini kalau dilihat dari operasional kami, kan tidak memungkinkan. Pemborosan namanya. Dari sisi operasional tidak mampu. Karena [sekolah] kan tidak boleh menarik biaya dari orang tua siswa. Pengembangan kami juga susah, karena dana [bantuan operasional siswa] BOS-nya kan sesuai jumlah siswa,” imbuhnya.

Pihaknya juga telah mempersiapkan infrastruktur, anggaran, termasik juga teknologi informasi (IT). Ia bahkan menyebut sejumlah guru juga telah dipersiapkan guna menciptakan sekolah unggulan tersebut. Lebih lanjut Heru menyebut dengan kebutuhan persiapan sarana prasarana hingga SDM menurutnya regrouping belum bisa terlaksana tahun ini. Ia mengaku akan melaksanakan program tersebut pada 2024 mendatang.

Selain itu, ke depan pihaknya juga akan mengembangkan sekolah unggulan berbasis nasionalis religius. Dengan harapan dari sisi agama dan nasionalisme para siswa terpenuhi. Sekolah unggulan tersebut nantinya diharapkan ada di setiap kecamatan di Kabupaten Sukoharjo, dengan total minimal 12 sekolah.

Sementara dalam laman dapo.kemendikbud.go.id yang diakses pada Sabtu (10/6/2023) jumlah data siswa SD di Sukoharjo pada Semester Genap Tahun ajaran 2022/2023 menempati jumlah terbanyak dibanding jenjang lain. Jumlah tersebut sebanyak 54.092 siswa dari total 139.173 siswa di seluruh jenjang dari TK hingga SMA/SMK. Sementara jumlah sekolah di jenjang SD di Sukoharjo sebanyak 453 sekolah, 417 di antaranya merupakan SD Negeri dan 36 di antaranya merupakan sekolah swasta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya