SOLOPOS.COM - Wakil Bupati Karanganyar, Rohadi Widodo, membantu melayani warga yang mengantre membeli sembako saat Pasar Murah di halaman Gedung Wanita Karanganyar, Rabu (21/6/2017). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Sejumlah warga nekat mengantre dua kali di pasar murah Karanganyar dengan menghapus coretan spidol tanda sudah membeli kupon.

Solopos.com, KARANGANYAR — Sejumlah warga nekat kembali mengantre membeli kupon sembako di Pasar Murah Kabupaten Karanganyar meski sudah membeli sesuai jatah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka mencoba mengelabui petugas dengan menghapus coretan spidol tanda bukti sudah membeli kupon. Pantauan Solopos.com, warga mengantre di setiap loket yang disiapkan panitia untuk membeli kupon sembako.

Panitia memanfaatkan jendela gedung utama Gedung Wanita sebagai loket. Loket itu menjual kupon pembelian beras, gula pasir, minyak goreng, teh, mi instan, dan sirup.

Ekspedisi Mudik 2024

Panitia memberikan tanda coretan spidol di tangan kepada warga yang sudah membeli kupon sembako. Panitia membatasi pembelian satu paket sembako terdiri atas 5 kilogram (kg) beras, 2 kg gula pasir, dua kemasan minyak goreng, 10 bungkus mi instan, satu botol sirup, dan dua bal teh. Tetapi, sejumlah warga nekat menghapus spidol tanda bukti pembelian kupon.

“Iya, ada tadi. Tetapi kan kentara. Tadi ditolak membeli lagi,” kata Kepala Sub Bagian Perekonomian Bagian Perekonomian Setda Karanganyar, Desy Pramudiastuty, saat ditemui wartawan seusai pasar murah, Rabu (21/6/2017).

Desy mengklaim penandaan menggunakan spidol bagi warga yang sudah membeli dilakukan untuk mengantisipasi tengkulak. “Kami membebaskan siapa saja boleh membeli, kecuali tengkulak. Kupon itu memudahkan antre,” tutur dia.

Pemkab Karanganyar menyelenggarakan pasar murah untuk kali terakhir pada Ramadan ini di halaman Gedung Wanita Karanganyar. Sebelumnya, Pemkab sudah menyelenggarakan 17 kali pasar murah di 17 kecamatan di Karanganyar mulai Senin (5/6/2017) hingga Kamis (15/6/2017).

Pada puncak pasar murah itu, sebanyak 2,5 ton beras, 1,8 ton gula pasir, 50 karton minyak goreng, 40 bal teh, 60 karton mi instan, dan 50 karton sirup ludes. “Jumlah ini lebih banyak dibanding tahun lalu karena ada sisa barang dari pasar murah di sejumlah kecamatan. Peminat banyak dan berbeda di setiap kecamatan. Beras laris, biasanya sisa 10%. Tetapi, paling laris itu gula pasir,” jelas dia.

Sejumlah OPD, seperti Dinas Pertanian dan Pangan dan Dinas Perikanan dan Peternakan, ikut berjualan. Dinas Pertanian dan Pangan menjual sayur, cabai merah, bawang merah, kentang, bawang putih, dan lain-lain. Dinas Pertanian dan Pangan menggandeng Bulog.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Supramnaryo, menyampaikan komoditas yang dijual lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Hal senada disampaikan Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan, Sumijarto. Dinas Perikanan dan Peternakan menjajakan ayam potong, telur, lele, gurami, dan lain-lain.

Telur sebanyak 5 kuintal dan gurami 1,5 kuintal ludes. Warga Jungke, Karanganyar, Suginem, menuturkan sudah mengantre sejak pukul 06.00 WIB. Dia selalu membeli sembako di pasar murah setiap tahun. Kali itu, dia hanya membeli minyak goreng, teh, dan sirup.

“Yang lainnya enggak kebagian. Antrenya panjang dan banyak. Sering beli karena harga lebih murah. Senang pemerintah menyelenggarakan pasar murah,” ungkap dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya