SOLOPOS.COM - Capture Whatsapp tawaran jadi buzzer (Facebook)

Admin grup Facebook Cocoklogi Science mengaku mendapat tawaran jadi buzzer untuk Pilkada.

Solopos.com, SOLO – Di zaman serba digital seperti sekarang ini, buzzer bisa digunakan untuk berbagai macam hal, termasuk membantu kampanye saat pilkada. Belum lama ini ada pengakuan dari admin grup parodi di Facebook yang menyatakan dirinya telah menolak tawaran menjadi buzzer dengan memanfaatkan pengaruhnya di grup yang ia kelola.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengakuan tersebut berasal dari akun Ranggie Ragatha yang menjadi admin grup Facebook Cocoklogi Science. Akun Ranggie Ragatha mengunggah foto capture percakapan Whatsapp. Dalam capture tersebut Ranggie ditawari kesempatan untuk menjadi buzzer. Tawaran itu diikuti dengan pernyataan bayaran sebesar Rp700.000 untuk setiap unggahan. Ranggie akan mendapat tambahan Rp150.000 kalau unggahannya mendapat 1.000 like dan berlaku kelipatan.

“Malam bang Ranggie, tadi saya dapat amanat dari Bang ***, mau nawarin abang jadi buzzernya *** buat pilgub ***. Saya lihat Abang ada pengaruh besar di grup Cocoklogi. Sistemnya kontrak Bang, mulai 1 Desember. Satu postingan Rp700.000 kalau tembus 1.000 like dapat tambahan Rp150.000,” tulis pesan dari seseorang yang namanya disamarkan.

Ranggie yang mendapat tawaran itu langsung menolang dengan sopan. Ranggie berterima kasih karena sudah dianggap mampu sebagai buzzer, namun ia sudah bertekad grup Cocoklogi Science adalah grup netral, sehingga tawaran menjadi buzzer ditolak.

“Malam juga Bang ***. Terimakasih tawarannya. Alhamdulillah dipercaya sama Pak Ketu Bang ***. Tapi mohon maaf banget, Cocoklogi ga bisa dijadiin buzzer, soalnya netral,” jawab Ranggie.

Jawaban Ranggie itu diunggah di grup Facebook Cocoklogi Science, Sabtu (4/11/2017) malam. Karena diunggah di grup yang penuh dengan parodi, pengantar yang ditulis Ranggie untuk mengunggah capture Whatsapp tawaran menjadi buzzer itu pun penuh dengan nada parodi.

Ranggie menegaskan grup Cocoklogi Science tidak terafiliasi dengan kelompok politik manapun atau ideologi tertetnu. Cocoklogi Science memilih untuk mendukung agenda politik All Hail Kim Jong Un dan General Aladeen (Madafaka).

“Cocoklogi Science tidak terafiliasi kepada kelompok politik maupun ideologi tertentu. Cocoklogi Science tetap konsisten mendukung agenda politik All Hail Kim Jong Un dan General Aladeen (Madafaka) untuk mengembangkan senjata nuklir yang akan digunakan untuk melindungi wilayah Korea Utara dari arus migrasi besar-besaran para terapis panti pijat di kota Jakarta,” tulis Ranggie Ragatha.

Unggahan Ranggie itu pun viral, tak sampai 23 jam, unggahan itu sudah mendapat lebih dari 800 komentar. Tidak berfokus pada komentar kecaman bagi yang memberi tawaran buzzer, komentar dari anggota Cocoklogi Science itu malah menganggap bayaran Rp700.000 terlalu kecil untuk seorang admin Cocoklogi Science.

Ngademin sudah rich, mana mau dibayar 700k,” tulis Wibu.

“700k? Itu mah biasa bayarannya ngademin ke WC Umum,” tulis Andika Pratama.

“Yaah, Rp700.000 buat ngademin dipakai buang ingus aja masih kurang,” tulis Maryam Muthiah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya