SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, MEDAN –</strong> Badan SAR Nasional (Basarnas) akhirnya menemukan bangkai <a href="http://news.solopos.com/read/20180619/496/923042/kapal-sinar-bangun-tenggelam-di-danau-toba-begini-kronologinya">kapal motor (KM) Sinar Bangun</a> dan 100an lebih korban kapal yang karam di Danau Toba. Titik karamnya bangkai kapal ditemukan pada Minggu (24/6/2018). Semtara kondisi korban terlihat pada Kamis (28/6/2018) siang setelah Basarnas meminta bantuan ulama dan tokoh adat.</p><p>Selama proses pencarian Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI M Syaugi kerap menemui ulama dan tokoh adat meminta sambung doa di <a href="http://news.solopos.com/read/20180621/496/923384/km-sinar-bangun-tenggelam-di-danau-toba-menhub-ungkap-3-kesalahan">Danau Toba</a>. "Saya disana juga telah mendatangi tokoh agama, tokoh adat untuk permisi, kula nuwun, minta izin, minta doa agar dalam pencarian ini dapat membuahkan hasil," kata Syaugi di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (28/6/2018).</p><p>Atas doa dan usaha para petugas akhirnya bangkai <a href="http://news.solopos.com/read/20180621/496/923350/presiden-jokowi-musibah-km-sinar-bangun-jangan-terulang">Kapal Sinar Bangun </a>mulai ada titik terang. Hasil Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV) memperlihatkan objek Kapal Sinar Bangun berada kedalaman kurang lebih 450 meter.</p><p>"Atas pertolongan Allah, siang tadi kita diberikan perkembangan yang sangat signifikan untuk bisa melihat korban-korban tersebut dan barang-barang di kapal tersebut," imbuhnya sebagaimana dikutip dari <em>Okezone.com</em>.</p><p><strong>Danau</strong></p><p>Di kedalam 450 meter itu juga petugas melihat dengan jelas ada kendaraan dan sejumlah jasad korban yang terjebak di dalam. Kini petugas gabungan yang terdiri dari TNI, kepolisian dan instansi terkait masih berupaya untuk mengangkat korban tersebut.</p><p>Sebelumnya dikabarkan, KM Sinar Bangun dilaporkan tenggelam pada Senin 18 Juni sekira pukul 17.30 WIB, di perairan Danau Toba, antara Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir dengan Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara.</p><p>Kapal tersebut dianggap menyalahi aturan berlayar lantaran tidak memiliki manifest penumpang dan pelampung sebagai standar keselamatan. Kapal tersebut juga kelebihan muatan karena mengakut 200 penumpang yang seharusnya 45 orang ditambah awak kapal.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya