SOLOPOS.COM - Pintu air Demangan lama di Kelurahan Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo. (Dok Solopos)

Solopos.com, SOLO — Selama kurang lebih satu abad lamanya Pintu Air Demangan di Kampung Demangan, Kelurahan Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo, menjalankan fungsinya sebagai pengendali banjir yang selalu menghantui sepanjang sejarah di Kota Bengawan.

Pintu air tersebut dibangun pada 1918 oleh Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Paku Buwono (PB) X. Saat itu, untuk mengatasi masalah banjir yang sudah menjadi langganan di Kota Solo, PB X berkolaborasi dengan Adipati Mangkunegaran, KGPAA Mangkunagoro VI, membangun infrastruktur pengendali banjir.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Mengutip laman surakarta.go.id, dalam buku Sinuhun Pakubuwono X Pejuang dari Surakarta Hadiningrat karya KRT Kastoyo Ramelan, dijelaskan pembangunan berbagai sarana pengendalian banjir membutuhkan dana yang sangat besar. Pembangunan ini dimulai pada 1900 sebagai respons atas sejumlah bencana banjir yang melanda Solo.

Tercatat ada belasan Kota Solo dilanda banjir karena lokasi yang berada di pertemuan dua sungai yakni Kali Pepe dan Bengawan Solo. Banjir besar pernah melanda Solo pada tahun 1861, 1866, 1886, 1899, 1902, 1903, dan 1916.

proyek pintu air demangan solo sejarah
Proyek penataan Pintu Air Demangan baru di Kelurahan Sewu, Jebres, Solo, Jumat (10/6/2022).(Solopos.com/Siti Nur Azizah)

Kemudian setelah dibangun Pintu Air Demangan, banjir terbesar dalam sejarah Solo terjadi pada 1966. Setelah terjadi lagi banjir pada 1968, 1973, 1974, 1975, 1982, 1993, 2007, 2009, 2010, dan 2013.

Baca Juga: Agar Solo Tak Kebanjiran, Kali Pepe dan Pintu Air Demangan Dibenahi

Kolaborasi antara PB X dengan Mangkunagoro VI dalam pembangunan infrastruktur pengendali banjir menghasilkan tanggul, pintu air, dan sudetan. Salah satunya pintu air Demangan.

Penurunan Kinerja

Setelah banjir besar pada 1966, Pintu Air Demangan mengalami penurunan kinerja. Atas kondisi itu, Ir Sutami pada tahun 1976 memberikan sumbangan untuk melengkapi pintu air sebanyak tiga unit.

Lalu sekitar tahun 2011, sejarah pintu air Demangan, Solo, mencatat adanya rehabilitasi pintu air yang saat itu ada 10 daun pintu terbuat dari kayu jati. Pemerintah mengganti semua daun pintu tersebut.

Kini, pemerintah telah membangun Pintu Air Demangan baru di Kelurahan Sewu, Jebres, Solo. Pintu air baru tersebut dibangun dua tahap yakni pada 2020 dan 2021.

Baca Juga: Jembatan Pintu Air Demangan Lama Solo Ditutup Lur, Dialihkan Ke Mana?

Mengutip laman surakarta.go.id, Pintu Air Demangan baru memiliki desain lebih modern. Ada tiga pintu dengan total lebar pintu mencapai 7,5 meter (masing-masing 2,5 meter). Kemudian ketinggian pintu 5 meter.

Jumlah pompa ada enam unit. Kapasitas total pompa 12,5 m3/detik. Jumlah genset tiga unit, untuk kapasitasnya 1.000 kVA (2 unit) dan 80 kVA (1 unit). Selain itu dilengkapi sensor pengaturan ketinggian otomatis.

pintu air demangan solo sejarah
Gambar desain lansekap yang menghubungkan Pintu Air Demangan baru dengan yang lama. (Istimewa)

Perkiraan anggaran untuk pembangunan pintu air Demangan baru itu mencapai Rp121,6 miliar. Wali Kota Solo saat itu, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan pemindahan tersebut untuk membebaskan warga Solo dari banjir yang selama ini masih mengancam.

Nilai Sejarah

Selama Pintu Air Demangan tidak dipindah, menurut Rudy, sejumlah kelurahan akan terus terancam banjir, seperti Semanggi, Sangkrah, dan Pasar Kliwon.

Baca Juga: Keren! Ada Taman di Pintu Air Demangan Solo yang Baru, Ini Wujudnya

Di sisi lain, meski sudah ada pintu air baru, Pintu Air Demangan lama di Sangkrah, Solo, tetap dipertahankan karena memiliki nilai sejarah yang tinggi. Pintu air lama itu direstorasi dengan mempertahankan bentuk aslinya karena akan dilestarikan sebagai bangunan cagar budaya.

Kepala SNVT PJPA BBWSBS, Naryo Widodo, saat diwawancarai Solopos.com, Maret 2022 lalu, mengungkapkan tahun ini masih ada proyek lanjutan penataan bagian hulu Kali Pepe dengan menyambungkan pintu air Demangan lama dan baru.

Di bagian kanan kiri pintu air akan dibuat jalur pedestrian dan taman. Sedangkan untuk pintu air lama hanya restorasi tanpa banyak mengubah bentuknya,” katanya, Kamis (10/3/2022).

Naryo mengatakan anggaran proyek tersebut mencapai Rp60 miliar. Penataan diharapkan agar masyarakat sekitar tak lagi membuang sampah sembarangan dan menjadikan kawasan itu sebagai destinasi wisata baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya