SOLOPOS.COM - Seorang pekerja sedang mengakut material proyek penataan landscape Taman Batu di Desa Mulo, Kecamatan Wonosari, Selasa (12/9/2017). (JIBI/Irwan A. Syambudi)

Fungsi Taman Batu atau Stone Garden di Desa Mulo, Kecamatan Wonosari masih belum optimal

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL —Fungsi Taman Batu atau Stone Garden di Desa Mulo, Kecamatan Wonosari masih belum optimal. Dibangun dengan biaya miliaran, namun kini malah terbengkalai.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Saryanto, mengakui jika Taman Batu saat ini belum berfungsi sebagai mana mestinya. Padahal taman yang dibangun menghabiskan dana Rp3,5 miliar itu mulanya hendak dipergunakan untuk sarana edukasi.

Pemerintah menjadikan Taman Batu layaknya sebagai museum batu yang memamerkan batu dari Geosite yang ada di Geopark Gunungsewu.

Namun pada perjalanannya, tempat tersebut sepi pengunjung, dan tak termanfaatkan dengan baik. “Kami akui tempat tersebut kini kurang diminati oleh pengunjung. Padahal sudah kami buat sedemikian rupa agar dapat menarik wisatawan untuk berkunjung,” kata dia Senin (11/9/2017).

Saryanto menuturkan, secara perhitungan ekonomi maka akan merugi, dengan biaya pembangunan yang besar dibandingkan pemanfaatan yang sedikit. Namun demikian, keberadaan taman batu ini menjadi konsekuensi yang ditetapkan sebagai anggota Global Geopark Network, sehingga dapat lolos revalidasi dan tak berubah status keanggotaannya.

Meskipun begitu, bangunan tersebut akan tetap dikembangkan secara berjenjang sehingga dapat berfungsi secara optimal. Masyarakat sekitar pun diberdayakan dan turut menjadi pengelola sehingga juga menghasilkan multiplier effect. “Kami akan kembangkan secara bertahap agar tak terbengkalai begitu saja,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Harry Sukmono, pihaknya telah menyiapkan anggaran sebesar Rp900 juta untuk menyempurnakan bangunan Taman Batu itu.

Dana tersebut akan digunakan untuk mengatur tata lampu taman, interior bangunan, landscape dari halaman taman, sampai penambahan batuan untuk lebih memperlengkap ciri dari masing-masing geosite.

“Selain itu kami rencanakan untuk merubah jalan aspal yang melintasi stone garden dengan bahan unik,” katanya.

Lanjut Harry, hingga kini pembangunan taman seluas satu hektare tersebut sudah mencapai 60%. Selanjutnya dengan anggaran dari triwulan ke tiga ini tinggal disempurnakan lagi agar etalase dari Geopark Gunungsewu itu dapat terlihat lebih cantik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya