SOLOPOS.COM - Tokoh bahasa dan sastra asal Kota Solo, Bandung Mawardi (tengah) dianugerahi penghargaan Prasidatama oleh Balai Bahasa Jateng di Auditorium RRI Kota Semarang, Selasa (28/11/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Balai Bahasa Jawa Tengah (Jateng) memberikan penghargaan kepada para tokoh bahasa dan sastra atau Prasidatama, salah satunya Bandung Mawardi.

Semarangpos.com, SEMARANG – Wajah Bandung Mawardi tak menunjukkan ekspresi kegembiraan. Padahal, tokoh sastra dan bahasa asal Kota Solo itu baru saja dianugerahi penghargaan Prasidatama oleh Balai Bahasa Jawa Tengah (Jateng) di Auditorium RRI Kota Semarang, Selasa (28/11/2017).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia dianugerahi Prasidatama sebagai tokoh yang paling giat menerapkan bahasa dan sastra Indonesia secara baik dan benar di Jateng. Penghargaan itu diberikan kepada tokoh dari komunitas Sastra Pawon Solo setelah menyisihkan dua nomine lainnya, Adin Hysteria dari Rembang dan Anis Sholeh Ba’asyin dari Pati.

Saat dijumpai Semarangpos.com seusai menerima penghargaan Prasidatama, Bandung mengaku tidak gembira. Ia justru malu mendapat penghargaan tersebut.

“Saya justru malu menerima penghargaan seperti ini. Kalau suatu lembaga sudah memberikan penghargaan berarti kondisinya sudah kritis jadi perlu diberi penghargaan. Itu kan justru yang memprihatinkan,” ujar Bandung.

Ia menilai sudah seharusnya para sastrawan berkreasi dengan karya-karyanya menggunakan bahasa dan sastra. Hal itu tidak perlu diberikan penghargaan dengan hadiah, semacam trofi atau uang seperti saat ini.

“Kalau mau beri penghargaan cukup berikan ruang kami untuk berekspresi. Melalui belajar bersama atau kegiatan-kegiatan. Saya rasa itu sudah cukup. Kalau seperti ini kayak dunia hiburan saja,” ujar Bandung.

Selain Bandung, dalam acara itu juga diberikan penghargaan untuk para tokoh lainnya. Ketua Panitia Prasidatama 2017, Suryo Handono, menyebutkan total ada enam tokoh sastra dan bahasa di Jateng yang mendapat anugerah Prasidatama dari Balai Bahasa Jateng.

“Selain para pemenang, kami juga memberikan penghargaan bagi para nomine. Total ada 18 tokoh dari enam kategori yang mendapat penghargaan Prasidatama,” tutur Suryo.

Suryo menyebutkan keenam kategori yang diberikan penghargaan itu, yakni tokoh bahasa dan sastra Indonesia, tokoh bahasa dan sastra Jawa, tokoh penggiat bahasa dan sastra Indonesia, penggiat bahasa dan sastra jawa, tokoh pendidik peduli bahasa dan sastra, serta tokoh sastra panggung.

“Tahun ini kami sengaja tidak memberikan penghargaan untuk kategori pejabat publik, karena kami menilai pejabat publik saat ini belum ada yang menerapkan bahasa Indonesia maupun Jawa secara baik dan benar,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Koordinator Pengembangan Balai Bahasa Jateng itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya