SOLOPOS.COM - Logo Twitter (Twitter)

Solopos.com, SOLO – Twitter jadi salah satu media paling mudah mempromosikan sesuatu. Salah satunya layanan prostitusi. Setelah sempat heboh diberitakan akun twitter prostitusi akan segera diberangus, salah satu akun penyedia curhat di Twitter. Akun ini protes dan menyebut prostitusi di Twitter tidak dilarang.

“Protistusi ga secara gamblang dilarang. Yang dilarang itu sebenernya jadi mucikari. Dan prostitusi di twitter itu secara hukum LEGAL,” kata akun @fuckaudrey yang terang-terangan menyediakan jasa layanan prostitusi tanpa perantara germo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Akun yang menggunakan nama Audrey ini mengeluh lantaran persoalan prostitusi online ini lebih banyak disoroti dibanding masalah-masalah lebih besar. “Masalah sesungguhnya yang ngerugiin jutaan rakyat malah dibiarin sedangkan masalah ecek” dibikin heboh. Kurang kerjaan dasar,” ungkapnya.

Audrey jadi salah satu dari banyak akun twitter penyedia layanan prostitusi. Barangkali salah satu ungkapan Audrey berikut tak ada salahnya. “Toh kalo emg masyarakat ngerasa prostitusi di twitter ga sesuai moral org indonesia, ga bakal ada #bisyar yg followersnya sampe ratusan ribu.”

Akun serupa banyak menjamur di era media sosial. Salah satunya akun dengan inisial V. Akun yang mengaku asal Tebet, Jakarta ini memasang tarif, detail ukuran tubuh hingga mekanisme booking dalam profil Twitternya.

V salah satu yang paling populer dengan follower 64.022 orang. Kini akun Twitter itu tak lagi bisa diakses secara umum. Akun yang biasanya memasang Ava tanpa busana tiba-tiba berubah jadi gambar kaca berembun.

Selain V, akun berinisial AY juga cukup populer. Akun ini bahkan seolah tak tersentuh dengan isu pembredelan prostitusi di Twitter. “2jam 1jt,5jam 2jt,LT semalaman 3,5jt,” sebut akun ini dala profil Twitternya.

Terakhir akun ini berkicau pada 22 April menjawab komentar salah seorang pengguna twitter yang menyebutnya, “Terlalu mahal.”

Selain akun penyedia langsung layanan prostitusi, ada pula akun yang menjadi simpul diantara seluruh akun. Akun ini biasanya menggunakan nama “Kumpulan” atau “Daftar”. Ada pula yang memakai kata “Promote”.

Akun-akun ini biasanya akan menjadi petunjuk bagi pencari akun Twitter penyedia layanan prostitusi. Barangkali fungsinya nyaris mirip dengan mucikari meski tak jelas apakah akun-akun ini memperoleh keuntungan atau tidak.

Salah satu akun yang mengumpulkan twitter penyedia prostitusi ini bahkan punya follower ratusan ribu. Mendekati jumlah follower Menkominfo, Tifatul Sembiring.

Meski sudah sangat populer nyatanya akun-akun masih tak tersentuh pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya