SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Pertunjukan social sculpture (patung sosial) tunggal Bramantyo Prijosusilo yang  sedianya digelar di depan markas Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Kotagede, Rabu (15/2) pagi gagal lantaran diadang 50 laskar Mujahiddin. Polisi bahkan harus melarikan Bramantyo untuk melindunginya dari adangan laskar Mujahidin.

Bramantyo yang mengenakan jubah, udheng, dan keris ladrang di depan, datang menaiki andong dari Pasar Kotagede dengan kawalan ketat aparat kepolisian. Rencananya, setibanya di lokasi pertunjukan, seniman itu akan melakukan pembacaan puisi dan pembantingan kendi serta dialog. Seluruh rangkaian pertunjukan tersebut direncanakan tidak lebih dari lima menit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pertunjukan seni ini murni atas nama pribadi sebagai wujud keprihatinan seniman merasakan semakin tidak sehatnya kehidupan antar umat beragama. Padahal DIY dikenal sebagai pusat budaya yang sejak dulu sampai saat ini memiliki seorang Kalipatullah Panatagama,” terang Bramantyo dalam surat pemberitahuan kepada Kapolsek Kotagede.

Namun, sebelum rencananya itu terlaksana, Bramantyo telah diadang sekitar 50-an laskar Mujahidin. Bahkan sebelum dirinya turun dari andong, massa yang tak terkendali menyeretnya. Ia sempat menjadi bulan-bulanan laskar Mujahidin. Beruntung, polisi segera melarikannya ke polres Bantul dengan truk bak tertutup. Kericuhan tersebut hanya berlangsung beberapa menit.

Shabbarin Syakur, selaku sekretaris MMI mengungkapkan, pihaknya menolak atas cara yang ditempuh Bramantyo. Menurutnya, Bramantyo justru mengadu domba ormas-ormas Islam dan Kraton dengan dalih pertunjukan seni budaya.

“MMI sangat menyesalkan atas apa yang dilakukan saudara Bramantyo. Dia mencoba melakukan pertunjukan seni budaya dengan mengadu domba ormas-ormas Islam di Yogyakarta dan Kraton. Dia pengacau keamanan yang bersembunyi di balik topeng seni dan budaya,” terang Shabbarin Syakur.

Dalam berkas laporan yang dibacakan Syakur, MMI  menyebut Bramantyo sebagai seorang budayawan penista agama. Bramantyo telah menuduh MMI dan Laskar Islam melakukan penekanan terhadap kelompok minoritas. Selain itu, Bramantyo juga dinilai menghina dan menistakan agama Islam dengan melecehkan kitab suci Alquran.

Sehari sebelumnya, MMI telah melaporkan rencana aksi Bramantyo itu ke Kapolda DIY. Mereka berdalih pertunjukan seni yang dilakukan Bramantyo sarat nuansa SARA.  Dalam tiga tuntutannya, MMI meminta aparat kepolisian untuk membatalkan pertunjukan, menangkap, dan menuntut Bramantyo untuk meminta maaf kepada MMI dan kaum muslim.(Harian Jogja/Apriliana Susanti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya