SOLOPOS.COM - Ilustrasi serangan jantung mendadak (JIBI/Solopos/Dok.)

Ilustrasi/dok

JAKARTA—Diabetes atau kencing manis mungkin terdengar sepele, namun penyakit ini bisa berakibat fatal. Sebuah penelitian menemukan pengidap diabetes memiliki risiko terkena serangan jantung 50% lebih tinggi ketimbang yang tidak kena diabetes.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

Sebuah penelitian bertajuk The National Diabetes Audit di Inggris menganalisis catatan kesehatan dari hampir dua juta orang Inggris dan Wales. Hasilnya menemukan orang-orang yang memiliki diabetes (diabetesi) lebih berisiko komplikasi berbahaya bagi kesehatan.

Sekitar 22.000 orang pengidap diabetes di Inggris dan Wales meninggal pada awal 2010 dan 2011. Risiko serangan jantung pada orang-orang yang didiagnosis mengidap diabetes 48% lebih tinggi dibandingkan populasi umum.

“Kami terkejut menemukan pengidap diabetes hampir 50 persen lebih besar kemungkinannya mengalami serangan jantung. Ini adalah salah satu alasan utama mengapa ribuan orang yang mengalami diabetes meninggal lebih cepat,” kata Barbara Young, Kepala Eksekutif Diabetes UK seperti  dilansir detik.com dari Medical Daily, Selasa (11/12/2012).

Pengidap diabetes tipe 1 memiliki tingkat kematian 135% lebih tinggi daripada angka kematian nasional di Inggris. Pengidap diabetes juga memiliki kemungkinan 65 persen lebih tinggi mengalami gagal jantung daripada populasi umum, serta 25% lebih besar kemungkinannya mengalami stroke.

Di AS, jumlah orang yang didiagnosis mengidap diabetes meningkat tiga kali lipat dari 5,6 juta di tahun 1980 menjadi 20,9 juta pada 2010. Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), diperkirakan datu dari tiga orang dewasa AS akan menderita diabetes pada 2050.

Penelitian lain baru-baru ini menemukan penyakit jantung, stroke dan angka kematian di antara pengidap diabetes menurun antara 1997 hingga 2006. Walau demikian, orang-orang ini masih memiliki kemungkinan dua kali lebih besar menderita komplikasi kesehatan daripada populasi umum.

Menurut para peneliti, penurunan angka kematian sebagian besar disebabkan karena adanya perbaikan dalam kontrol gula darah, perubahan gaya hidup, deteksi dini dan program penanganan yang semakin bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya