SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BOYOLALI — Anak-anak usia sekolah dasar (SD) seharusnya belum diperbolehkan mengendarai sepeda motor. Mereka belum memiliki surat izin mengemudi (SIM).

Selain itu tubuh mereka masih terlalu kecil untuk mengendarai sepeda motor dengan aman sesuai standar keselamatan. Namun, anak-anak SD mengendarai sepeda motor ke sekolah adalah pemandangan sehari-hari di Kecamatan Juwangi, Boyolali.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Mereka beralasan jarak rumah ke sekolah terlalu jauh dan tidak terjangkau dengan berjalan kaki.

Pantauan Solopos.com di sejumlah kawasan di Juwangi, pekan lalu, saat jam pulang sekolah sekitar pukul 12.00 WIB terlihat anak-anak usia SD mengendarai sepeda motor. Mereka tak hanya melintasi gang-gang desa tapi juga jalan-jalan utama.

Mereka mengendarai motor tanpa mengenakan helm dan jaket pelindung. Bukan hanya siswa laki-laki, siswa perempuan juga terlihat mengendarai sepeda motor di usia mereka yang masih belia.

Pemandangan serupa juga dapat dijumpai ketika sore hari. Menjelang sore, giliran anak-anak SMP yang berseliweran naik sepeda motor.

BA, salah satu siswa kelas V sekolah dasar di Juwangi, mengaku sudah biasa mengendarai sepeda motor ke sekolah lantaran jarak rumahnya sekitar 3 km dari sekolah. Dia menambahkan sekolahnya merupakan SD terdekat yang bisa dijangkau dari rumahnya.

Bocah laki-laki itu mengaku belajar mengendarai sepeda motor sejak setahun lalu. “Kalau kaki sudah bisa menapak [di tahan saat duduk di jok motor] itu tandanya sudah bisa belajar naik sepeda motor,” tutur BA ketika berbincang dengan Solopos.com.

BA menambahkan orang tuanya tak pernah keberatan dirinya yang masih di bawah umur mengendarai sepeda motor ke sekolah. “Karena orang tua juga tidak bisa mengantar,” imbuh dia.

Hal senada diungkapkan OA, siswa kelas V di sekolah yang sama. Jarak rumahnya yang jauh menjadi alasan utama OA mengendarai sepeda motor ke sekolah.

Selain kontur dirinya harus melewati sepetak kebun jagung untuk sampai ke sekolah. Lagipula, imbuh OA, dengan mengendarai sepeda motor ke sekolah dirinya bisa menjemput teman-temannya yang berjalan kaki untuk diboncengkan.

Salah satu orang tua siswa, Gemi, mengatakan warga Juwangi sebagian besar bekerja sebagai petani hutan atau pencari rumput. Jarak lahan pertanian yang jauh dari rumah juga menuntut mereka berangkat lebih pagi ke hutan.

“Kadang ada yang tidak sempat mengantar anak sehingga dibiarkan saja mengendarai motor,” imbuh dia.

Salah satu guru SDN 3 Kalimati, Juwangi, Sri Lestari mengatakan sebagian siswa di SD tersebut mengendarai sepeda motor ke sekolah. Sebagian yang lain masih diantar orang tua.

Kendaraan itu diparkir di lingkungan sekolah. Menurut Sri, faktor utama anak-anak mengendarai sepeda motor ke sekolah adalah orang tua tidak bisa mengantarkan anak-anak.

“Padahal jarak terjauh dari rumah ke sekolah bagi siswa sekitar 3 km,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya