SOLOPOS.COM - PENGAMANAN -- Petugas kepolisian Ukraina dan mitranya dari Spanyol berjaga di bandara Donetsk seraya menunggu kedatangan para suporter Spanyol. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

PENGAMANAN -- Petugas kepolisian Ukraina dan mitranya dari Spanyol berjaga di bandara Donetsk seraya menunggu kedatangan para suporter Spanyol. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Telepon pintar Blackberry boleh saja menjadi raja di Indonesia. Tapi di Ukraina, smartphone ini malah lumayan merepotkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketika tiba di Kiev, Minggu (25/6/2012), hal pertama yang saya tanyakan ke staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) adalah di mana mencari paket untuk mengaktifkan layanan Blackberry. Maklum ponsel pintar ini sangat saya butuhkan untuk mendukung liputan, baik berkomunikasi dengan kantor maupun mengirim berita lewat email. Tapi jawaban yang saya terima sungguh mengecewakan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Sejak 13 Juni lalu ada peraturan baru untuk mengantifkan servis Blackberry. Padahal sebelumnya tak ada. Apabila yang bersangkutan orang asing, dia harus menandatangi kontrak dan punya visa dengan durasi minimal enam bulan. Selain itu tak boleh. Padahal sebelum itu mudah saja kawan-kawan jurnalis dari Indonesia membeli paket layanan Blackberry,” kata Alexis, warga Ukraina yang menjadi pegawai KBRI di Kiev.

Alexis bercerita, dia harus berdebat selama hampir satu jam dengan pihak MTC untuk membantu seorang rekan jurnalis Indonesia memperoleh layanan Blackberry. MTC adalah satu-satunya pihak provider yang memiliki lisensi servis Blackberry. Usaha Alexis baru berhasil setelah dia mengeluarkan ”surat sakti” dari KBRI. Alexis kemudian berjanji membantu saya. Namun dia tak bisa segera mengambil tindakan karena keesokan paginya saya harus berangkat ke Donetsk. Sedangkan hari itu mustahil mengurus ke pihak provider karena sudah pukul 21.00 waktu setempat.

Alhasil, saya terpaksa hanya mengandalkan wi-fi untuk mengirim berita. Rencananya saya akan mencoba mencari penyedia layanan Blackberry di Donetsk. Namun, lagi-lagi saya harus pulang dengan tangan hampa. Ketika saya menanyakan hal serupa di Donetsk, jawaban yang saya terima persis seperti yang diceritakan Alexis. Turis dilarang mengaktifkan layanan Blackberry apabila tak memiliki izin tinggal minimal enam bulan.

Ya, gara-gara tak bisa menggunakan Blackberry, komunikasi dengan rekan-rekan di kantor menjadi sedikit tersendat. Apalagi mengirim dan menerima SMS dari Tanah Air susahnya minta ampun. Saya pun hanya bisa menghela napas. Tapi yang jelas, bagi warga Ukraina demam Blackberry hanya mitos. Ponsel ini bukan raja seperti di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya