SOLOPOS.COM - Ratusan jemaah salat istisqa memanjatkan doa seusai salat untuk meminta hujan itu di Lapangan Giri Krida Bakti, Wonogiri, Jumat (5/10/2012) siang. (JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP)

Ratusan jemaah salat istisqa memanjatkan doa seusai salat untuk meminta hujan itu di Lapangan Giri Krida Bakti, Wonogiri, Jumat (5/10/2012) siang. (JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP)

Ratusan orang dari Masjid At-Taqwa di Wonogiri Kota berbondong-bondong ke Lapangan Giri Krida Bakti yang ada di seberang masjid tersebut. Ada yang membawa tikar dan karpet bergambar masjid yang biasa digunakan salat di masjid. Saat itu, pukul 12.30 WIB cuaca sangat terik. Tapi, hal itu tidak menyurutkan semangat mereka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Karpet dan tiker yang mereka bawa itu lalu digelar di dalam lapangan yang bertanah merah itu. Angin yang bertiup sesekali menerbangkan debu-debu hingga memburamkan pandangan. Dia antara ratusan masyarakat itu ada belasan anak yang menggunakan seragam pramuka. Juga ada Muspida dan Muspika serta anggota TNI. Di barisan paling belakang tepatnya di trotoar yang ada di dalam lapangan, ada puluhan anak perempuan yang juga berseragam pramuka.

Ketika sang imam dan katib, Rochmat, memberikan instruksi untuk bacaan salat, doa dan sunah-sunah yang menyertainya, semua mendengarkan tanpa bersuara sedikit pun. “Tata cara salat ini sama seperti saat Salat Idul Fitri dan diakhiri dengan khutbah dan doa,” kata Rochmat yang juga Kepala SMAN 1 Sidoharjo itu saat menjelaskan kepada jamaah di hadapannya.

Sebab, salat itu bukan sekadar salat pada umumnya. Itu adalah Salat Istisqa atau salat minta hujan. Pemerintah daerah sengaja mengadakan salat itu agar hujan segera turun. Sebab, dari informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim hujan dimulai pada awal Desember. Padahal, di wilayah Wonogiri selatan, warga yang kekeringan semakin meluas.

Salat minta hujan itu digelar di empat kecamatan yakni Wonogiri Kota, Pracimantoro, Giritontro dan Paranggupito. “Sebenarnya ada beberapa wilayah di Wonogiri timur yang sudah diguyur hujan meskipun belum tiap hari. Tapi, di wilayah Wonogiri selatan yang kerap dilanda kekeringan saat kemarai belum hujan sama sekali,” kata Kabag Kesra Setda Wonogiri, Maryanto, saat ditemui Espos seusai Salat Istisqa.

Sebelumnya, salat semacam ini pernah dilakukan pada 1997 karena musim kemarau berkepanjangan. “Semoga saja hujan segera turun. Ini adalah doa dan harapan dari masyarakat yang sangat membutuhkan air terutama di wilayah Wonogiri selatan,” kata Bupati Wonogiri, Danar Rahmanto, seusai mengikuti salat tersebut.

Di Kecamatan Giritontro, salat di lapangan kota diikuti ribuan warga. “Seperti Salat Idul Fitri. Lapangan penuh. Warga Desa Pucanganom dan Kelurahan Giritontro bergabung ke lapangan kota,” kata Camat Giritontro, Joko Waluyo, saat dihubungi Espos.

Sama halnya di Kecamatan Paranggupito. Semua desa di wilayah itu mengadakan salat secara serentak. “Di sekolah, seperti SMP dan SMA, juga menggelar salat minta hujan di sekolah masing-masing,” tutur Camat Pranggupito, Purwoto. Sedangkan di Kecamatan Pracimantoro, Camat Bhawarto, mengatakan Salat Istisqa yang diadakan di lapangan kota diikuti sekitar 400 warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya