SOLOPOS.COM - Perajin sandal ukir, Muhammad Niam, menunjukkan karya miliknya dalam acara Solo Art Market, di Jl. Diponegoro, Ngarsapura, Solo pada Minggu (5/2/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Sebagai alas kaki, sandal jepit menjadi barang yang lekat dengan kehidupan sehari-hari. Siapa sangka, di tangan Muhammad Niam sandal jepit seharga Rp15.000 bisa naik kelas dan mampu dijual dengan harga ratusan ribu rupiah.

Pria berusia 55 tahun ini yang mempunyai keahlian mengukir sandal dengan berbagai motif, dari batik, sketsa wajah, dan pemandangan alam. Produk miliknya dibanderol dengan harga Rp50.000/buah hingga Rp900.000/buah, tergantung kerumitan ukiran yang Niam kerjakan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ide mengukir sandal ini saya lihat dari sandal masjid, yang biasanya ditulis atau diukir inisial nama. Kalau tak ukir bentuk lain bisa enggak ya? Saya memang sedikit-sedikit punya bakat menggambar. Pesanan pertama yang saya dapat adalah sandal batik, seharga Rp50.000, waktu itu tahun 2016,” terang Niam saat ditemui Solopos.com di Solo Art Market (SAM) di jalur pedestrian, Ngarsapura, Solo, pada Minggu (5/2/2023).

Alumnus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Solo ini biasanya memenuhi pesanan sesuai permintaan konsumen. Banyak dari pelanggan memesan sandal yang diukir dengan wajah ataupun pemandangan sesuai keinginan mereka. Biasanya konsumen memesan sandal ukir untuk ucapan ulang tahun, wisuda, pernikahan, dan lain-lain.

Untuk membuat ukiran di sandal jepit tersebut, ia membuat sketsa dengan bolpoin sesuai motif yang diinginkan. Kemudian Niam mengukir sketsa tersebut menggunakan cutter pen yang sudah ia modifikasi. Tak jarang ia juga menggabungkan beberapa sandal menjadi satu sebagai media ukiran dengan ukuran lebih besar atau untuk menghasilkan warna yang berbeda.

Ia memang memakai bahan dasar Sandal Swallow karena bahan lebih kokoh untuk diukir. Hal itu memudahkan dirinya untuk membuat motif-motif rumit. Niam juga mengaku biasanya ia mengukir sandal jepit dengan dua warna utama.

Niam mengaku juga menghasilkan karya tiga dimensi untuk ukirannya dengan cara menumpuk beberapa sandal. Walaupun mengombinasikan beberapa cara, Niam mengaku tetap mempertahankan bentuk awal sandal jepit. Sebab, hal ini yang menjadi ciri khas dan membuat konsumen tertarik.

“Jadi dari satu sandal seharga Rp15.000 bisa dijual Rp50.000, dari dua sandal digabung modalnya Rp30.000 bisa dijual seharga Rp400.000,” ujar Niam.

Untuk produk sandal dengan ukiran batik membutuhkan waktu sehari, namun untuk pesanan sandal dengan ukiran pemandangan alam atau sketsa wajah biasanya ia membutuhkan waktu hingga sebulan. Niam mengaku mengerjakan pesanan yang cukup rumit sesuai dengan mood-nya demi menjaga kualitas ukiran di sandal jepit tersebut.

Dalam sepekan, biasanya ia mendapatkan tiga hingga empat pesanan dari konsumen. Biasanya ia memasarkan produknya di media sosial seperti Facebook dan Instagram. Niam telah memiliki pelanggan tetap untuk dijual kembali, biasanya pesanan datang dari berbagai daerah, mulai dari Pulau Jawa hingga luar Jawa.

Niam memiliki pekerjaan utama sebagai pembuat beskap, namun ia hanya mengandalkan pesanan melalui online karena tidak memiliki toko sendiri. Pria asal Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo ini dulunya ikut di kios kakaknya di Pasar Klewer Solo untuk memasarkan beskap buatannya.

Namun kebakaran di Pasar Klewer membuatnya kehilangan pekerjaannya tersebut, karena kios milik kakaknya disewakan ke orang lain. Saat ini, Niam fokus untuk membuat sandal jepit ukir sambil menunggu pesanan beskap yang datang padanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya