SOLOPOS.COM - Polisi menata barang bukti saat mengungkap korban kasus penipuan yang diduga dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Senin (3/10/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Didik Suhartono)

Para korban Dimas Kanjeng di Sumberlawang Sragen dikabarkan menyetor ke seorang tokoh setempat yang jadi perantara.

Solopos.com, SRAGEN — Di Desa Pagak, Sumberlawang, Sragen, ada 5-6 orang warga Pagak yang diduga menjadi korban penggandaan uang Dimas Kanjeng Taat Pribadi lewat perantara seseorang yang merupakan warga desa setempat. Para korban disebut-sebut telah menyetor mulai Rp10 juta hingga Rp20 juta.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Desa Pagak, Jaka Purnama, saat dihubungi Solopos.com, Minggu, mengaku ada banyak orang yang terkait dengan praktik penggandaan uang di Padepokan Dimas Kanjeng. Jaka sempat didesak warganya yang merasa dirugikan atas penggandaan uang itu untuk dipertemukan dengan Mustofa, tokoh masyarakat yang menjadi perantara Dimas Kanjeng.

Sebagai perangkat desa, Jaka berusaha berkomunikasi dengan tokoh masyarakat lainnya agar tidak terjadi salah paham. Jaka pun meminta tokoh masyarakat, Sugiman, untuk memfasilitasi pertemuan warga yang merasa dirugikan dengan Mustofa. Jaka menyebut warga yang diduga menjadi korban itu sebanyak 5-6 orang. Baca juga: Korban Dimas Kanjeng Asal Sragen Terus Bermunculan.

“Saya tidak hafal nama-namanya. Mereka ada yang titip Rp10 juta, Rp12 juta, sampai Rp20 juta untuk digandakan sampai 10 kali, bahkan 1.000 kali. Nah, dalam pertemuan yang diadakan sepekan lalu, sudah ada keputusan bahwa Kiai Mustofa sanggup mengembalikan uang titipan warga itu dalam tempo tiga bulan. Kesepakatan itu dituangkan dalam berita acara,” kata Jaka.

Dia khawatir uang titipan warga itu benar-benar disampaikan ke Dimas Kanjeng Taat Pribadi atau digunakan sendiri. Dia mendapat kabar bila Mustofa memiliki atasan lagi. “Saya sendiri dulu pernah diajak Mustofa ke Padepokan Dimas Kanjeng. Tetapi saya tidak mau karena saya tidak percaya,” ujarnya.

Sementara itu, Kiai Mustofa saat dimintai konfirmasi Solopos.com membantah bila disebut-sebut sebagai pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi. “Saya tidak sempat nyantri. Saya hanya diajak teman saja. Soal tuntutan warga itu sudah selesai dan sudah ada keputusan. Saya hanya perantara mereka saja. Ya, mereka titip uang kepada saya [untuk digandakan]. Sudah ya, saya ada tamu,” katanya seraya mematikan ponselnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya