SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemiskinan. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SRAGEN — Tingginya angka kemiskinan di Sragen menjadi salah satu hal yang mendapat perhatian utama Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Dalam upcara peringatan Hari Pahlawan, Rabu (10/11/2021), Bupati Yuni menyebut Sragen menjadi daerah dengan kemiskinan ekstrem.

Mengacu data yang diliris Badan Pusat Statistik (BPS) Sragen dalam situs resminya, sragenkab.bps.go.id, Rabu, data per Maret 2020 garis kemiskinan di Sragen secara total Rp348.890 per kapita per bulan. Angka ini meningkat 4,043% dibandingkan garis kemiskinan 2019.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Garis kemiskinan (GK) adalah suatu indikator yang dipergunakan sebagai batas untuk menentukan miskin atau tidaknya seseorang. Sementara penduduk miskin adalah mereka yang dikategorikan memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Jadi, jika Anda adalah warga Sragen dan memiliki penghasilan kurang dari Rp348.890 per bulan, maka Anda termasuk dalam golongan penduduk miskin.

Baca Juga: Sragen Jadi Daerah dengan Persentase Kemiskinan Tertinggi Se-Soloraya

BPS Sragen menyebut garis kemiskinan (GK) terdiri dari dua komponen yaitu garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makanan (GKBM). Penghitungan garis kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan.

Sebelumnya diberitakan, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengakui wilayahnya menjadi daerah dengan kemiskinan yang ekstrem. Ini didasarkan hasil rapat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

Hal ini disampaikan Bupati Yuni saat upacara Peringatan Hari Pahlawan, Rabu (10/11/2021) di Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen. Memang, angka kemiskinan di Bumi Sukowati mengalami kenaikan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sragen seperti dikutip dari situs resminya, https://sragenkab.bps.go.id/, persentase penduduk miskin di Kabupaten Sragen mengalami kenaikan dari 12,792% pada Maret 2019 menjadi 13,380% pada Maret 2020. Angka ini setara dengan jumlah penduduk miskin yang berada pada kisaran 119.380 jiwa pada Maret 2020 atau bertambah sekitar 5.547 jiwa dalam setahun terakhir, dari 113.833  jiwa pada Maret 2019.

Baca Juga: Peringati Hari Pahlawan, Bupati Sragen Serukan Perangi Kemiskinan

Di wilayah Soloraya, Sragen menempati posisi kedua daerah dengan jumlah warga miskin terbanyak setelah Kabupaten Klaten, per Maret 2020. Jumlah penduduk miskin Klaten sebanyak 151.830 jiwa kemudian diikuti Sragen sebanyak 119.380 jiwa.

Selanjutnya ada Wonogiri dengan penduduk miskin sebanyak 104.369 jiwa, Boyolali 100.588 jiwa, Karanganyar 91.722 jiwa, Sukoharjo 68.889 jiwa dan Kota Solo 47.029 jiwa.

Namun, jika ditinjau dari persentase angka kemiskinan se-Soloraya, BPS Sragen menyebut Sragen menempati posisi teratas dengan 13,380%. Sementara persentase kemiskinan terendah ditempati Sukoharjo yang sudah di angka 7,68%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya